Lihat ke Halaman Asli

Ruhaila (0801203269)

Mahasiswi IKM-6 UIN-SU Semester III

Quarter Life Crisis punya Beragam Manfaat Untukmu

Diperbarui: 23 Februari 2021   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut The Guardian 86% remaja zaman sekarang mengalami quarter life crisis. Quarter life crisis adalah perasaan khawatir  yang hadir atas ketidak pastian kehidupan mendatang yang terjadi sekitar usia 18-25an. Hal-hal yang menunjukkan bahwa kamu kemungkinan mengalami QLC adalah kamu mungkin mempertanyakan identitas dirimu dan apa yang ingin kamu lakukan dalam hidup, kamu mungkin merasa hidupmu daat ini sedang tidak stabil dengan banyaknya perubahan yang terjadi seperti karier, keuangan, hubungan percintaan dan lainnya.

Dikutip dari jurnal psikologi gajah Mada dengan penulis Alfisyahrianta Habibie, Menurut Thouless(2000) faktor internal yang dianggap berkontribusi terhadap quarter life crisis adalah pengalaman pribadi, moral, faktor emosi dan afeksi serta faktor kapasitas intelektual. Sedangkan pada faktor eksternal adalah kondisi sosial dan lingkungan tingkat pendidikan tradisi dan budaya serta tuntutan hidup sehari-hari.

Pada periode ini seseorang biasanya mengalami dilema dalam menentukan pilihan dan makna hidup, memperhitungkan ekpektasi orang lain dan ditekankan tuntutan dari orang sekitar. Seseorang juga akan sering merasakan cemas yang hebat dan overthingking terhadap suatu pilihan dalam hidupnya. Menghadapi QLC bisa saja berdampak buruk terhadap kondisi psikologis.

Fase ini juga dialami oleh mahasiswa, kebanyakan dari mahasiswa akan stress dan sibuk mempertanyakan kelanjutan karier nya, misalnya setelah lulus akan dapat kerja atau tidak, setelah kerja penghasilan nya cukup atau enggak, paling kecilnya mereka akan merasa cemas jika IP atau nilai  mereka jelek, yang bisa saja mempengaruhi waktu kelulusan mereka.

Dari jurnal itu juga terdapat penelitian oleh Mark Spiering (2016) yang meneliti tentang perbandingan stressor pada periode quarter life crisis pada individu yang menjalani pendidikan perguruan tinggi dan yang tidak menjalani pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres pada individu menjalani pendidikan perguruan tinggi lebih tinggi. 

Stressor yang ada pada individu di perguruan tinggi atau mahasiswa lebih menekankan kepada studi pustaka karier mereka. Sejalan dengan penjelasan menurut Lerik (2004) mengungkapkan bahwa sumber stres yang biasanya dihadapi oleh mahasiswa yaitu tingginya tuntutan akademik, mahasiswa dianggap sudah dewasa dan perlu belajar mandiri.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan agar remaja maupun mahasiswa lebih siap dan adaptif dalam menghadapi masa quarter life crisis tersebut dengan melibatkan orang tua. Pasalnya orang tua adalah lingkungan terdekat anak, yang bertugas dan bertanggung jawab atas fungsi-fungsi psikologis, pendidikan, sosial-ekonomi dan religiusitas selama anak berada di dalam pengasuhannya.

Dilansir dari situs satu persen mengenai quarter life crisis yang ditulis oleh Fathan Akbar, sebenarnya merupakan hal wajar quarter life crisis ini terjadi, apalagi ketika terjadi perubahan siklus kehidupan. Quarter life crisis yang tidak dapat dikelola dengan baik, dapat menimbulkan dampak negatif seperti frustasi, sering merasa gagal, insecure dan gelisah. Namun, ketika kamu sedang mengalami fase ini, tanamkan mindset bahwa fase ini tidak selalu buruk dan bisa membuatmu mendapatkan beragam hal baik, hal ini akan membuatmu merasakan hal baik tersebut.

Meskipun fase ini terdengar buruk olehmu, ada beragam hal baik juga yang bisa kamu dapatkan, antara lain :

1. Sebelum mengalami QLC, mungkin kamu merasa sudah cukup nyaman dengan keadaan dirimu saat itu sehingga kamu merasa tidak perlu mengembangkan diri. Fase QLC ini bisa membantumu menyadari bahwa banyak hal yang belum kamu coba, bisa dikatakan QLC membuka banyak peluang untuk kamu coba.

2. Sebelum mengalami QLC, mungkin kamu merasa tidak ada yang salah dengan pilihanmu. QLC bisa membantumu mengevaluasi pilihan mu. Sehingga ketika kamu berhasil melewati fase ini,kamu dapat menikmati pilihan hidupmu  sesuai dengan definisi bahagiamu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline