Lihat ke Halaman Asli

Lady Gaga! Post Pertamaku

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sudah 4 hari sejak buat akun di Kompasiana tapi belum satu pun lahir tulisan. Ya, resminya sejak 15 Mei 2012. Maunya buat tulisan yang berkesan di kesempatan pertama gitu. Dan maunya secepat-cepatnya bisa lahir satu saja buah kursor. Aduh! Susah banget dah. Aaaaah, eurika! Lady Gaga. Ya, aku mau nulis pandangan pribadiku tentang Lady Gaga yang sekarang sedang in hot dibicarakan orang mulai dari FPI sampai papi-papi. Pandangan seorang ibu rumah tangga dengan tiga orang anak.

Sebagai seorang ibu, yang pertama kupikirkan ya anak-anaku. Baru suamiku. Lapang dada aja ya suamiku. Xi xi xi. Nah, kaitannya dengan Lady Gaga? Tapi aku bukan penggemar Lady Gaga. Baiklah. Tunggu sebentar, kulik-kulik di Google dulu seperti apa sih Lady Gaga itu sebenarnya.

Waaaaaaaaaah serem! Itu kesan pertamaku sebagai ibu dengan tiga orang anak. Dandanannya seperti orang gila. Tapi...lagunya boleh juga. Keren. Aku suka "Bad Romance". Waktu tulisan ini diturunkan, Jum'at (18/5) pukul 17.00 Wib, sudah 465,449,276 hits di Youtube. Luar biasa.

Di klipnya yang lain, "Alejandro", tampilan Lady Gaga lebih serem. Maksudnya, lebih seronok. Itu dari segi tampilan. Sedangkan lagunya sendiri aku suka.

Melihat busana panggung Ibu Monster ini, jika ditilik dari kacamata moral memang susah. Terlalu terbuka. Jika moralitas agama Islam yang dipakai, mungkin sekali jika ada yang berpendapat akan lebih sopan jika Lady Gaga pakai jilbab saja konsernya. Tapi tentu itu tak mungkin. Apalagi Ibu Monster bukan muslimah atau seorang biarawati yang menutup semua tubuhnya.

Di era yang serba terbuka ini, serba internet, dikit-dikit Youtube, dikit-dikit Google, akan sangat susah menutup diri dari gempuran informasi yang disampaikan melalui berbagai media. Termasuk jika harus melindungi anak-anak dari pengaruh buruk media, seperti klip-klip Lady Gaga.

Tarok kata bisa diawasi di rumah, anak-anak bisa menontonnya di rumah teman, di hape kawannya di suatu tempat entah di mana, dan lain-lain. Nampaknya, yang realistis adalah membentengi anak-anak dengan pemahaman yang benar tentang moralitas agama, kebebasan menentukan pilihan disertai tanggung jawab, dan seterusnya terlebih dahulu.

Jika dibandingkan antara luasnya jagad internet dengan satu konser Lady Gaga, jelas pengaruh internet lebih luas dibandingkan hanya sebuah konser. Jadi, jika pun konser batal dengan berbagai alasan, semua orang yang ingin lihat aksi Lady Gaga, sekali lagi semua orang, termasuk anak-anak, bisa melihat aksi Lady Gaga di internet dengan gampangnya. Lebih gampang dari pada membeli VCD original atau bajakan.

Sekali lagi, sebagai ibu dengan tiga orang anak, saya lebih memilih membentengi anak-anak dengan pendidikan akhlak dan moral yang kuat terlebih dahulu, dari pada memprotes hal-hal di luar diri kita agar supaya hal-hal diluar diri kita itu sesuai dengan standar moral subjektif kita. Termasuk soal Lady Gaga.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline