Kegiatan Perkemahan Jumat Sabtu Minggu, Pramuka Gudep 001/002 KBRI Kuala Lumpur
Gudep 001/002 KBRI Kuala Lumpur merupakan salah satu gugus depan yang terdapat di perwakilan Negara Republik Indonesia. Gudep ini merupakan Gugus depan lengkap yang terdiri dari kesatuan Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega. Sebuah gugus depan yang unik dengan berbagai kekuatan dan permasalahan namun eksis dari waktu ke waktu.
Sebagaimana layaknya organisasi kepanduan, gudep 001/002 KBRI Kuala Lumpur menjalin hubungan yang baik dengan persatuan pengakap Malaysia. Salah satu organisasi Pengakap Malaysia yang selalu bermitra dengan Gudep adalah Persekutuan Pengakap Negeri Selangor. Dengan hubungan baik yang terbina ini maka Persekutuan Pengakap Negeri Selangir meminjamkan arena camp mereka kepada Gudep untuk melaksanakan Perjusami pada 13 sampai 15 Juni 2014. Untuk memberi kesempatan kepada Gudep, Persatuan ini pun rela memindahkan kegiatan yang sedang mereka laksanakan ke arena yang lebih ke dalam sehingga lokasi Perjusami lebih mudah dilihat dan dicapai oleh pengunjung yang sebagian besar terdiri dari orangtua/wali peserta didik. Oleh sebab itu semua lagu Nasional yang dinyanyikan dengan rasa bangga oleh semua pasukan dalam perkemahan ini juga menjadi bagian yang dinikmati pasukan pengakap di arena ini.
Perjusami yang dilaksanakan Gudep 001/002 KBRI KL merupakan perkemahan yang dikelola secara bersamaan untuk tiga pasukan yaitu Penegak, Penggalang dan Siaga. Khusus Pasukan Siaga, pada kesempatan ini melaksanakan pesta siaga yang berlangsung hanya pada hari terahir, Minggu tanggal 15 Juni 2014. Pasukan Siaga dijemput dari pangkalan gudep yaitu Pusat Pendidikan dan Kebudayaan KBRI di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur dan diantar kembali pada sore harinya.
UPACARA PELEPASAN
Upacara Pelepasan dipimpin oleh Kak Banjir Sihite, Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur sekaligus anggota Mabigus 001/002 KBRI Kuala Lumpur. Persiapan acara ini dilaksanakan oleh Kak Herman Sahara. Turut menyertai acara pelepasan ini, Kak Rugaya, ketua penyelenggara, Kak Sunarti, Pembina Penegak, Kak Ade (Pembina Penggalang), Kak Indriani Sukma (Pembina Siaga), Kak Nurul dan lain lain. Acara ini dilaksanakan pada pukul 11.00 sebelum kak Banjir dan rombongan pimpinan sekolah meninggalkan lokasi. Setelah upacara Bus yang membawa perlengkapan perkemahan serta ransel para peserta langsung berjalan ke lokasi dimana para Pandega telah tiba lebih dahulu
Pasukan Penggalang dan Penegak berangkat sesudah sholat Jumat 13 Juni dari pangkalan dengan menumpang Kereta Tanah Melayu (KTM) dari stasiun Putra sampai stasiun Rawang. Seluruh Pembina dewasa, pasukan pandega dan pasukan penegak menjadi penumpang dewasa dan seluruh pasukan penggalang menjadi penumpang anak anak. Jumlah keseluruhan team ini adalah 47 orang yang berseragam lengkap, kecuali beberapa Pandega yang masih meninggalkan seragamnya di tanah air. Jumlah yang sangat banyak dalam seragam resmi Pramuka yang menunggu KTM sehingga memasuki beberapa gerbong tentu menjadi pemandangan yang menarik pada sejumlah penumpang lainnya. Banyak warga yang ingin tahu tentang kegiatan rombongan ini. Kebanyakan dari mereka adalah warga Negara Malaysia dari suku Melayu, Cina dan India dan beberapa orang lagi adalah warga Negara asing yang sedang berkunjung ke Malaysia. Selain bertanya kepada para Pandega, sesekali mereka tersenyum melihat tingkah polah anggota pasukan penggalang yang rata rata duduk di Sekolah Dasar kelas 4 dan 5 Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Di antara orang yang ingin mengetahui terdapat bebrapa warga Negara Indonesia yang sedang bekerja di Malaysia. Sebagaimana biasanya, event perjumpaan seperti ini mendatangkan rasa kebersamaan yang erat dan seakan akan sedang berada di tanah air tercinta Indonesia.
Setiap pasukan penggalang yang terdiri dari 8 anggota dikomandoi oleh satu orang anggota pasukan penegak dan didampingi 3 anggota pasukan penegak serta 1 orang Pembina dewasa. Jumlah ini menjadi 4 kelompok besar dengan jumlah penggalang 7 sampai 8 orang. Sebuah arak arakan yang terkendali dalam setiap group dan menjadi panjang karena berjalan dalam satu baris ketika berpindah dari stasiun Rawang menuju perhentian Bus yang berjarak hampir 1,5 km. Beberapa anggota penggalang yang kerap bermain game mulai bertanya, masih jauh kah, berapa meter lagi, kog jauh ya tetapi tidak ada yang berfikir menghentikan langkah apalagi ngambek dan minta pulang. Sebuah keberhasilan kepada Pembina penggalang yang biasanya kerap diributkan pada hal hal sederhana selama latihan oleh anggota pasukannya. Barangkali keinginan yang kuat merasakan pengalaman berkemah membuat mereka meneruskan langkah demi langkah sehingga sampai ke dalam Bus.
Setiap Pembina dewasa harus memasang kekuatan pada semua inderanya ketika melakukan perpindahan dari stasiun komuter ke bus. Banyaknya interaksi yang mungkin terjadi dalam situasi antara stasiun dua lokasi ini, baik antara sesama anggota penggalang maupun dengan masyarakat setempat serta banyaknya kenderaan lain yang sedang lalu lalang membuat tingkat kewaspadaan naik pada level maksimal. Melihat setiap orang sudah berada dalam bus menuju ke arena perkemahan membuatnya menurun lagi pada level medium.
Setiap orang dalam arak arakan ini hanya membawa tas kecil dan minuman. Seluruh perbekalan dan perlengkapan setiap peserta telah dibawa oleh pasukan Pandega yang berangkat lebih awal ke lokasi. Pasukan Pandega inilah yang menjadi pensuplai energy pertama untuk keperluan perkemahan ini. Team ini bukan hanya memindahkan keperluan setiap orang yang terlibat dalam perkemahan tetapi juga memetakan lokasi sampai membeli keperluan logistik para Pembina termasuk semua pasukan Pandega.
Satu bentuk yang luar biasa dan sudah jarang ditemui adalah keinginan setiap orang dalam team ini untuk meletakkan uang yang mereka miliki sehingga beberapa keperluan bisa dibeli. Dengan tindakan ini maka semua mekanisme berjalan dengan semestinya. Sebenarnya hal ini tidak mesti terjadi apabila keuangan telah dimilki sejak awal dalam kepanitiaan. Namun dalam proses belajar dan aktivitas rutin setiap perangkat dalam kepanitiaan menyebabkan hal ini sedikit terkendala. Syukurnya uang yang diharapkan ada dan terpenuhi beberapa saat sebelum keberangkatan langsung dari ketua Mabigus, Duta besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Bapak Herman Prayitno. Sedangkan dana awal yang membuat panitia yakin meneruskan kegiatan perkemahan bersumber dari dana Pembinaan Pramuka di atase Pendidikan dan Kebudayaan.
PENDIRIAN TENDA
Setelah tiba di lokasi dan istirahat sejenak, semua pasukan yang dipisahkan menjadi 5 yaitu 2 pasukan Penggalang Putra, 2 pasukan penggalang putri dan satu pasukan penegak. Jumlah tenda yang memadai yang dimiliki Gudep hanya lima sehingga terpaksa melakukan pengkondisian sedemikian rupa sehingga memenuhi keperluan. Team Pensuplay menujukkan tapak kemah dan para peserta mulai mengambil perlengkapan mereka dan membawanya bersama sama ke lokasi tapak kemah.
[caption id="attachment_320648" align="alignnone" width="1809" caption="Siap menerima arahan lanjut"]
[/caption]
Hampir seluruh peserta penggalang belum pernah mengikuti perkemahan sehingga para Pandega langsung mementori pasukan penggalang dalam mendirikan tenda sementara pasukan penegak melakukan sendiri kegiatan mereka. Sayangnya dalam event ini tidak sempat melakukan penjurian khusus untuk menentukan pasukan tercepat dalam mendirikan tenda. Sementara Tenda berdiri, pasukan pandega membuatkan atribut indentitas perkemahan
Para Pandega tidak memiliki tenda sehingga menyewa dua sele sekaligus bergabung dengan Pembina dewasa. Dengan system bergantian jaga malam dan memanfaatkan ruang ruang di aula maka suasana istirahat dapat dinikmati versi Pramuka
MASAK MEMASAK
Tentu saja kegiatan ini menjadi penting karena menyangkut keberlanjutan hidup yaitu makan. Setiap pasukan yang ditugaskan membawa keperluan masak ternyata tidak sepenuhnya membawa sesuai kriteria. Membawa panci tetapi tak membawa tutupnya, bagaimana mau masak nasi, lambatlah. Bawa panci tetapi terlalu kecil untuk memasak nasi demi keperluan 8 atau 9 anggota regu. Membawa telur tetapi tak membawa panci penggorengan dan tidak membawa minyak, Dan tentu saja dapat dipastikan, semua anggota penggalang belum pernah masak sendiri apalagi untuk banyak orang.
Untuk mengatasi hal ini dilakukan pendampingan oleh para pandega dalam setiap kegiatan memasak dan kesepakatan bersama panitia menambah keperluan dapur untuk membantu keperluan peserta perkemahan. Tetapi pada hari akhir memasak, panitia pula yang kehabisan minyak sehingga meminta pada kelompok penegak. Kelompok ini tidak menggunakan minyak pada awalnya karena perbekalan lain yang tidak ada sebab salah satu anggota batal mengikuti perjusami.
Ketelatenan setiap pandega dalam mendampingi pasukan penggalang yang baru belajar masak ternyata cukup membuahkan hasil karena pada hari minggu semua peserta dapat mengikuti lomba memasak nasi goreng secara mandiri.
MAKAN BERSAMA
Sangat menarik untuk menceritakan, bagaimana nikmatnya makan bersama apalagi masakan sendiri. Rasa atau bumbu yang kurang sempurna seakan tiadak menjadi masalah jika makan bersama. Andaikan jumlah nasi, lauk dan sayur terasa kurang, barangkali dengan bersama sama maka kekurangan ini dapat diatasi.
Pada hari Sabtu kegiatan sangat padat dan sore hari semua pasukan penggalang dan penegak belajar untuk membuat api unggun. Panitia dan kakak kakak Pandega berinisiatif untuk membuatkan masakan makan malam untuk dinikmati bersama.
SHOLAT DAN KULTUM
Dalam melaksanakan tugas sebagai seorang muslim, peserta perkemahan diarahkan untuk melaksanakan sholat berjamaah yang dilanjutkan dengan ceramah baik tentang agama maupun tentang motivasi. Seorang Pandega bertanggung jawab untuk memastikan kegiatan ini berlangsung dari waktu ke waktu selama kegiatan perkemahan.
SENAM PAGI DAN JAGA MALAM
Untuk memastikan bahwa setiap peserta perkemahan berada dalam keadaan segar melaksanakan kegiatan berikutnya sepanjang hari,
Jaga malam hanya ditugaskan kepada regu Penegak secara bergantian. Para Pandega juga mengatur jadwal jaga malam dan melakukan keliling tenda tenda untuk memastikan keberadaan peserta secara bergantian. Walau para pandega tidak kerap bertemu, namun kebersamaan dalam team ini menunjukkan mereka adalah manusia yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
JUNGLE TRACKING
Pasukan penegak melakukan jungle tracking didampingi oleh Pandega. Untuk event ini, pelatih dari perkumpulan pengakap Selangor. Sedikitnya ada lima orang yang turut dalam kegiatan ini. Jumlah ini ditambah dengan pandega lebih banyak dari jumlah peserta penegak yang melaksakan jungle tracking. Tiga peserta penegak yang tidak mengikuti event ini sedang mengikuti latihan pengibar bendera untuk persiapan hari kemerdekaan.
Kegiatan Jungle Tracking, Water Confidence dan Water Crossing serta Kebersihan tapak kemah merupakan inti dari perkemahan yang bertema Kembali ke Alam. Rute yang dilalui para penegak ini adalah rute yang relative sederhana mengingat pengalaman mereka dalam bidang ini belum memadai. Selain itu semua peserta jungle tracking akan menyertai kegiatan water confidence serta Water Crossing bersama pasukan penggalang.
BARIS BERBARIS