Lihat ke Halaman Asli

Rufman I. Akbar

Dosen di Tangerang Selatan

Flipped ClassRoom

Diperbarui: 1 September 2024   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Flipped Classroom adalah model pembelajaran inovatif yang membalikkan pendekatan tradisional dalam pengajaran. Dalam model tradisional, guru memberikan materi di kelas dan siswa mengerjakan tugas di rumah. Namun, dalam flipped classroom, siswa terlebih dahulu mempelajari materi pelajaran secara mandiri di luar kelas, biasanya melalui video, podcast, atau bahan bacaan yang disediakan oleh guru. Ketika siswa datang ke kelas, waktu yang ada digunakan untuk diskusi, tanya jawab, dan kegiatan interaktif lainnya yang mendukung pemahaman yang lebih dalam dan aplikasi dari materi yang telah dipelajari.

Keunggulan dari flipped classroom adalah memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri saat mengakses materi, sehingga mereka dapat mengulang-ulang bagian yang sulit sampai benar-benar memahaminya. Di dalam kelas, guru berfungsi lebih sebagai fasilitator, membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dan memberikan panduan dalam penerapan pengetahuan secara praktis.

Pendekatan ini juga mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, meningkatkan keterlibatan mereka, dan mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis. Selain itu, flipped classroom memungkinkan waktu di kelas digunakan lebih efektif untuk kegiatan kolaboratif dan problem-solving, yang sering kali sulit dilakukan dalam pengaturan kelas tradisional.

Dengan demikian, flipped classroom adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan teknologi dan interaksi tatap muka untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan efektif.

Kebutuhan Flipped Classroom

Pelaksanaan flipped classroom memerlukan persiapan dan sumber daya yang tepat untuk memastikan keberhasilannya. Berikut adalah beberapa hal yang dibutuhkan:

  1. Konten Pembelajaran Digital:
    • Video Pembelajaran: Guru harus menyiapkan video pembelajaran yang berisi penjelasan materi. Video ini sebaiknya singkat, jelas, dan menarik untuk memastikan siswa dapat memahami materi dengan baik.
    • Bahan Bacaan dan Modul: Selain video, bahan bacaan, artikel, atau modul digital juga diperlukan sebagai referensi tambahan bagi siswa.
    • Podcast atau Audio Learning: Alternatif berupa podcast atau rekaman audio juga bisa disediakan untuk siswa yang lebih suka belajar melalui pendengaran.
  2. Platform atau Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS):
    • LMS (Learning Management System): Sebuah platform online diperlukan untuk mengunggah materi pembelajaran, seperti Moodle, Google Classroom, atau Edmodo. LMS ini juga akan menjadi tempat interaksi awal antara siswa dan guru sebelum pertemuan tatap muka di kelas.
    • Media Interaktif: Platform untuk diskusi, forum tanya jawab, atau kuis interaktif juga bermanfaat untuk memonitor pemahaman siswa sebelum kelas dimulai.
  3. Perangkat Teknologi:
    • Akses Internet: Siswa harus memiliki akses ke internet yang stabil untuk mengakses materi pembelajaran.
    • Perangkat Elektronik: Laptop, tablet, atau smartphone yang mendukung penggunaan platform pembelajaran dan pemutaran konten multimedia.
  4. Perencanaan Waktu dan Struktur Kelas:
    • Jadwal Pembelajaran: Guru harus mengatur jadwal yang jelas mengenai kapan siswa harus menyelesaikan materi mandiri dan kapan diskusi kelas akan dilakukan.
    • Kegiatan Kelas: Perencanaan kegiatan di kelas yang berfokus pada penerapan materi, diskusi kelompok, pemecahan masalah, dan tanya jawab yang mendalam.
  5. Kemampuan dan Kesiapan Guru:
    • Penyusunan Materi: Guru harus mampu membuat dan menyusun materi digital yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
    • Fasilitasi Kelas: Guru perlu memiliki kemampuan untuk memfasilitasi diskusi dan aktivitas kelas secara efektif, memastikan semua siswa terlibat dan mampu mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari secara mandiri.
  6. Monitoring dan Evaluasi:
    • Assessment Tools: Alat dan metode evaluasi, seperti kuis online, tugas individu atau kelompok, dan proyek berbasis masalah, dibutuhkan untuk mengukur pemahaman dan aplikasi materi oleh siswa.
    • Feedback: Guru perlu memberikan umpan balik yang cepat dan konstruktif terhadap pekerjaan siswa, baik pada tahap pembelajaran mandiri maupun saat di kelas.
  7. Dukungan Administratif dan Infrastruktur:
    • Dukungan Sekolah: Dukungan dari manajemen sekolah dalam hal penyediaan infrastruktur, pelatihan guru, dan kebijakan yang mendukung pelaksanaan flipped classroom.
    • Infrastruktur Kelas: Ruang kelas yang fleksibel dan mendukung pembelajaran kolaboratif, seperti meja yang bisa dipindahkan untuk kerja kelompok, dan akses mudah ke teknologi pendukung seperti proyektor atau papan interaktif.

Dengan persiapan yang matang dan dukungan yang memadai, flipped classroom dapat diimplementasikan secara efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan keterlibatan siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline