Lihat ke Halaman Asli

Rufman I. Akbar

Dosen di Tangerang Selatan

Pindahan Ibu Kota Negara, Suatu Catatan Kecil

Diperbarui: 28 Juli 2024   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemindahan ibu kota suatu negara merupakan keputusan monumental yang memiliki implikasi luas, baik dari segi politik, ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Keputusan ini seringkali didasari oleh berbagai faktor, seperti kepadatan penduduk, kemacetan lalu lintas, pemerataan pembangunan, hingga masalah keamanan.

Pemindahan Ibu Kota Arab Saudi

Salah satu contoh pemindahan ibu kota yang menarik adalah rencana Arab Saudi untuk memindahkan ibu kotanya dari Riyadh ke Neom. Neom adalah sebuah megaproyek futuristik yang direncanakan menjadi kota pintar berteknologi tinggi, dengan fokus pada energi terbarukan, pariwisata, dan inovasi.

Pemindahan ibu kota ini diharapkan dapat mengurangi beban Riyadh yang semakin padat dan macet, serta mendorong diversifikasi ekonomi Arab Saudi yang selama ini sangat bergantung pada minyak. Selain itu, Neom juga diharapkan menjadi simbol modernisasi dan keterbukaan Arab Saudi di mata dunia.

Pemindahan Ibu Kota Malaysia

Malaysia juga pernah memindahkan ibu kotanya dari Kuala Lumpur ke Putrajaya pada tahun 1999. Keputusan ini diambil karena Kuala Lumpur semakin padat dan macet, sehingga sulit untuk menjalankan fungsi pemerintahan secara efektif. Putrajaya, yang terletak sekitar 25 kilometer dari Kuala Lumpur, dirancang sebagai pusat administrasi federal yang modern dan efisien.

Pemindahan ibu kota ke Putrajaya berhasil mengurangi kemacetan di Kuala Lumpur dan meningkatkan efisiensi pemerintahan. Selain itu, Putrajaya juga menjadi simbol kemajuan dan modernisasi Malaysia. Namun dibalik keberhasilan ini, dalam beberapa aspek dianggap juga terjadi kegagalan.

Tantangan dan Peluang

Pemindahan ibu kota bukanlah tugas yang mudah. Proses ini membutuhkan perencanaan yang matang, investasi besar, serta dukungan dari berbagai pihak. Selain itu, pemindahan ibu kota juga dapat menimbulkan berbagai tantangan, seperti resistensi dari masyarakat, masalah lingkungan, serta risiko kegagalan proyek.

Namun, di balik tantangan tersebut, pemindahan ibu kota juga membuka peluang besar. Ibu kota baru dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, mendorong inovasi, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, ibu kota baru juga dapat menjadi simbol kebanggaan nasional dan memperkuat identitas negara.

Beberapa contoh pemindahan ibu kota yang dinilai kurang berhasil atau gagal mencapai tujuan awalnya antara lain:

  1. Putrajaya, Malaysia: Meskipun Putrajaya berhasil mengurangi kemacetan di Kuala Lumpur dan menjadi pusat administrasi yang modern, namun banyak pegawai pemerintah yang enggan pindah ke sana karena jauh dari keluarga dan fasilitas di Kuala Lumpur. Akibatnya, Putrajaya seringkali sepi di luar jam kerja dan belum menjadi pusat ekonomi yang signifikan.
  2. Naypyidaw, Myanmar: Pemindahan ibu kota Myanmar dari Yangon ke Naypyidaw pada tahun 2005 dianggap kontroversial dan mahal. Naypyidaw dibangun di lokasi terpencil dan terisolasi, sehingga sulit diakses dan kurang menarik bagi penduduk maupun investor. Kota ini juga terkesan sepi dan kurang hidup dibandingkan Yangon.
  3. Brasilia, Brazil: Brasilia dirancang sebagai ibu kota modern yang futuristik pada tahun 1960. Namun, kota ini terkesan kaku dan kurang ramah bagi penduduk. Selain itu, Brasilia juga menghadapi masalah sosial seperti kemiskinan dan kriminalitas, serta kurang terintegrasi dengan kota-kota lain di sekitarnya.
  4. Canberra, Australia: Pemindahan ibu kota Australia dari Melbourne ke Canberra pada tahun 1927 juga dianggap kurang berhasil. Canberra terkesan sepi dan kurang menarik dibandingkan kota-kota besar lainnya di Australia. Selain itu, Canberra juga kurang terintegrasi dengan pusat-pusat ekonomi dan budaya di negara tersebut.
  5. Dodoma, Tanzania: Pemindahan ibu kota Tanzania dari Dar es Salaam ke Dodoma pada tahun 1974 juga belum sepenuhnya berhasil. Meskipun beberapa kantor pemerintahan telah dipindahkan ke Dodoma, namun kota ini masih kurang berkembang dan belum menjadi pusat ekonomi yang signifikan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline