Sejarah merupakan kejadian masa lalu yang dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan pada masa sebelumnya. Sedangkan, sastra yaitu segala sesuatu yang tertulis dan tercetak. Dapat dikatakan bahwa sejarah sastra adalah ilmu yang mempelajari dan memperhatikan perkembangan karya sastra dari masa ke masa.
Dalam hal mempelajarari tentang bagaimana sastra terdapat berbagai permasalahan sastra yang didalamnya tercakup teori sastra, sejarah sastra, dan kritik. Dari ketiga materi tersebut semuanya saling berkaitan satu sama lain.
Kelahiran sastra Indonesia merupakan bagian dari sebuah sejarah sastra yang tentunya sejarah tersebut terjadi di Indonesia. Sampai saat ini penentuan awal kelahiran sastra Indonesia serta tolak ukur suatu karya disebut sebagai sastra Indonesia masih menjadi polemik.
Sejauh ini para pengamat dan akademisi sastra memiliki pertimbangan yang berbeda sehingga menghasilkan berbagai pendapat yang berbeda pula mengenai kelahiran sastra Indonesia.
Secara Umum, Sejarah adalah kejadian yang terjadi di masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Atau secara singkat, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau umat manusia.
Sedangkan sastra menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah "bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari)".
Sedangkan karya sastra berarti karangan yang mengacu pada nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual, dengan caranya yang khas.
Karena bahasa Indonesia baru lahir saat adanya sumpah pemuda pada tahun 1928, maka Umar Yunus berpendapat bahwa kesusastraan Indonesia baru lahir pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sastra Indonesia setidaknya didasarkan pada lahirnya Balai Pustaka sebagai tonggak politik sastra Indonesia. Munculnya unsure nasionalisme dalam karya sastra tanah air, menjamurnya karya sastra dengan tema sosial masyarakat modern, serta mulai ditinggalkannya ciri sastra lama menjadi ciri Sastra Indonesia.
Sastra populer di Indonesia telah tumbuh sejak abad 19, terutama pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Sastra populer pada masa ini ditulis, baik oleh kaum Indo- Belanda, peranakan Cina, maupun kaum pribumi, dengan menggunakan bahasa Melayu Pasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H