Di sini kita akan berbicara soal kerupuk, salah satu makanan rakyat yang relatif terjangkau dan disukai banyak orang.
Makanan murah ini selain kerupuk sebagai lauk penambah saat makan nasi, ada juga tempe atau tahu. Jika tempe atau tahu sewaktu-waktu harganya bisa naik. Awal tahun 2021 ini kita "dihadiahi" naiknya harga tempe, lantaran dari sananya harga kedelai naik.
Itu karena naiknya permintaan kedelai Amerika Serikat oleh Cina, mempengaruhi produksi di Indonesia.
Namun kerupuk nampaknya sulit untuk naik harganya.
Kerupuk sangat mudah ditemui di warung-warung di sekitar rumah kita. Rasanya yang renyah dan kriuk-kriuk, kerupuk ditambahkan pada bubur, gado-gado, nasi goreng, ketoprak, dan sebagainya.
Kendati digadang-gadang makan kerupuk terlalu banyak dapat merusak kesehatan, akan tetapi makanan murah ini sendiri mempunyai "efek samping" yang baik, juga untuk kesehatan.
Apa saja?
Melansir indozone.com, sejumlah "efek samping" yang baik kerupuk untuk kesehatan adalah meningkatkan massa otot, menurunkan berat badan, dan menyehatkan gigi dan tulang.
Kerupuk ikan atau kerupuk udang ada proteinnya. Inilah dikatakan mengapa kerupuk bisa menambah massa pada otot.
Berat badan berlebihan banyak dirisaukan oleh banyak orang. Nah, karena kalori yang terkandung dalam kerupuk ini rendah, itulah sebabnya kerupuk dapat menurunkan berat badan, sehingga menjadi ideal.
Jika kita merasakan "kriuk" ketika makan kerupuk, itu disebabkan karena kerupuk ini mengandung fosfor dan kalsium. Nah, di sinilah mengapa kerupuk dapat menjaga kesehatan tulang dan memperkuat gigi.