Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Tulehu, Desa Penghasil Pesepakbola Berbakat, Ingat "Gio" pun Berdarah Maluku

Diperbarui: 21 Februari 2021   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugu sepakbola di Tulehu (m.jpnn.com)


Maluku, salah satu propinsi di Indonesia, memiliki kelebihan tersendiri dalam hal permainan bola sepak. Jika orang mengingat daerah yang dijuluki "Ambon Manise" ini, dalam kaitannya dengan permainan bola, orang akan ingat kepada sejumlah pesepakbola yang tersohor.

Di Belanda yang piawai dengan permainan ini, tidak sedikit keturunan Maluku yang bermain di klub-klub, bahkan memperkuat Tim Nasional Negeri Kincir Angin itu.

Salah satunya adalah Giovanni van Bronckhorst, atau yang akrab disebut dengan Gio. Siapa yang tak kenal dengan Bronckhorst? Saat ini Gio adalah manajer dari tim Eredivisie, Feyenoord, Belanda.

Puncak penampilan Gio yang membuat namanya melegenda adalah ketika Gio mencetak gol spektakuler dari salah satu gol yang berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Belanda atas Uruguay di semifinal Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, sehingga mengantarkan Belanda ke partai puncak.

Ternyata Gio pun bisa berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan dialek Indonesia Timur, kendati tidak benar-benar menguasai seluruh kosakata yang ada di dalam Bahasa Indonesia.

Selain itu, Maluku juga dikenal sebagai produsen para pesepakbola di tanah air. Di Maluku, ada sebuah desa yang berlokasi di Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, yang dianggap sebagai desa sepakbola. Nama desa itu Tulehu.

Desa Tulehu ini sudah melahirkan para pemain nasional berkualitas di antaranya adalah Alfin Lestaluhu, Ramdani Lestaluhu, Manahati Lestusen, dan Abduh Lestaluhu.

Desa Tulehu sangat lekat dengan bola sepak ini. Bocah-bocah dan remaja laki-laki di sini sangat suka memainkan bola sepak, mereka semua mempunyai mimpi suatu hari kelak akan berbicara di tingkat nasional.

Masih terkait dengan sepakbola, konon di Tulehu juga ada tradisi unik. Salah satunya, anak bayi di sana sengaja dibawa oleh ibunya ke lapangan untuk menonton laga sepakbola.

Dalam upacara aqiqah, orangtua juga diharuskan menyediakan potongan rumput dari lapangan Matawaru.

Klub-klub sepakbola tanah air banyak membidik para pemain asal desa Tulehu itu untuk dijadikan pilarnya, terutama tim besar seperti Persib Bandung dan Persija Jakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline