Setelah runtuhnya Kesultanan Mataram, pada abad ke 18 Dagang Belanda, VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) mulai memantapkan jati dirinya sebagai kekuatan ekonomi dan politik di Pulau Jawa. VOC mulai mengembangkan sayapnya untuk campur tangan, bukan saja di sektor ekonomi juga politik pribumi di Pulau Jawa.
Sebenarnya, VOC ini sudah menjadi kekuatan utama dalam perdagangan di Asia sejak tahun 1600-an.
Pada abad-abad seperti itu bangsa-bangsa Eropa banyak melakukan pelayaran ke Asia guna mencari komoditas untuk diperdagangkan. Nusantara saat itu kaya akan rempah-rempah.
Namun, dari semula tujuan berdagang, lama-lama bangsa-bangsa dari benua biru itu mulai muncul menjadi bangsa kolonialis.
Seandainya tidak terjadi peristiwa ini, mungkin tidak ada yang namanya kaitan Belanda dengan Indonesia yang terhubung secara historis.
Dalam sejarah tercatat, jika Indonesia dikoloni oleh Belanda, Filipina oleh Spanyol, Malaysia, India, Singapura oleh Inggris, Vietnam, Kamboja oleh Perancis, dan sebagainya.
Konon awal munculnya sejarah panjang kolonialisme Belanda di Indonesia ini berawal dari peristiwa berikut.
Sebelum Belanda, ternyata Portugis lebih dahulu berlayar dan melintasi Nusantara untuk mencari rempah-rempah, disusul kemudian oleh Belanda.
Kisahnya berawal dari masa sebelum VOC terbentuk. Pada saat itu negara yang kini dijuluki Kincir Angin itu sudah memiliki Kongsi Dagang yang dinamakan Compagnie van Verre. Compagnie van Verre ini mempunyai tugas mengangkut barang-barang dari Lisbon, Portugis.
Tentu saja Compagnie van Verre itu menerima komisi dari barang-barang yang diangkutnya. Namun lantas relasi antara Belanda dan Portugis memburuk lantaran Portugis bersinergi dengan Spanyol. Belanda tenyata diketahui berseteru dengan Spanyol.
Relasi antara Portugis dan Belanda pun akhirnya tinggal memori belaka.