Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Imlek, Mengenal Lie Eng Hok, Perintis Kemerdekaan Sahabat WR Soepratman

Diperbarui: 13 Februari 2021   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lie Eng Hok (sejarahsemarang.id)


Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia merayakan Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili. Atau bertepatan dengan 12 Pebruari 2021 Masehi.

Tikus telah berlalu, kini "sincia" memasuki tahun kerbau logam, tahun penuh harapan.

Ada yang berbeda dalam perayaan Imlek di tahun ini. Ini untuk pertama kalinya Imlek dirayakan di masa pandemi Covid-19, tak terkecuali di Indonesia. Imlek jadi serba terbatas. Hanya dirayakan di rumah antar saudara terdekat saja.

Tidak ada kemeriahan di depan umum seperti atraksi barongsai atau liong. Sebisa mungkin juga mengenakan masker. Presiden Jokowi konon akan hadir dalam perayaan Imlek Nasional pada Sabtu (20/2/2921) secara virtual.

Berkenaan dengan "Gong Xie Fat Choi" ini, mari kita simak dari salah seorang pejuang RI yang berasal dari etnis Tionghoa. Namanya adalah Lie Eng Hok.

Siapakah dia? Sebagian masih belum mengenal siapa etnis Tionghoa kelahiran Balaraja, Tangerang, Banten, 17 Pebruari 1893 itu. 

Buku "Peranakan Idealis" karya H. Junus Jahja terbitan Gramedia Tahun 2002, menyebutkan Lie Eng Hok dibenci Belanda, Lie dianggap pemerintah kolonial Hindia-Belanda sebagai aktor dalang pemberontakan Banten 1926.

Berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Nomor 8 Tertanggal 19 Januari 1932, Lie Eng Hok diasingkan ke Boven Digoel, Papua.

Lie Eng Hok bukan satu-satunya orang yang dibuang ke Digul oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Pembuangan para pemberontak ke tanah Papua merupakan hal yang lazim terjadi pada saat itu.

Dalam perjalanannya kemudian, Lie Eng Hok lantas disebut-sebut dekat dengan WR (Wage Rudolf) Soepratman. Seorang pahlawan pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya yang termasyhur. WR Soepratman bahkan menjadi sahabat Lie Eng Hok.

Kedekatannya dengan WR Soepratman itu lantaran Lie Eng Hok sempat menjadi wartawan Harian Sin Po. Dari WR Soepratman inilah lantas dia banyak belajar dan memahami tentang hasrat Indonesia untuk merdeka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline