Yuk bernostalgia. Apakah Anda pernah sesekali dalam sepekan umpamanya bernostalgia mengenang kembali masa-masa lalu dalam kondisi saat itu hati Anda sedang galau?
Jika Anda saat ini tinggal di kota besar seperti Jakarta, hati Anda tergugah melihat pedagang es goyang, sesuatu yang sulit ditemui.
Melihat hal tersebut, Anda teringat kepada kenangan masa lalu ketika di kota kecil yang sudah lama ditinggalkan. Pedagang es goyang itu sering Anda temui di kota kelahiran Anda dulu, bahkan Anda sering membeli jajanan itu dari sisa uang yang diberikan ibu.
Nostalgia sendiri berasal dari bahasa Yunani, nostos dan algia. Nostos artinya rumah dan algia artinya nyeri. Mengenang masa lalu yang menyedihkan. Mirip dengan apa yang disebut dengan homesickness, sakit rumah.
Ketika Anda di kota besar, barangkali tiba-tiba Anda teringat pada masakan ibu di rumah masa kecil. Bagi mereka yang tinggal di luar negeri, tiba-tiba menangis ketika melihat bendera merah putih. Itu yang dinamakan dengan homesickness.
Sejumlah penelitian menyebutkan jika nostalgia itu bermanfaat untuk meredam depresi. Bustle juga menyebutkan jika nostalgia ini memberi alasan seseorang untuk tetap dapat hdup.
Sehubungan dengan itu, mari kita bernostalgia. Akun Instagram @jakartaviral membagikan foto Presiden ke 2 RI Soeharto sedang memegang setir Toyota Kijang. Kendaraan dengan merek Toyota Kijang diperkenalkan pada tahun 1970 dalam acara yang berjudul Program Kendaraan Bermotor Serbaguna yang dipimpin oleh Presiden Soeharto sendiri.
Itu adalah wacana dari Presiden Soeharto untuk memperkenalkan kendaraan niaga produksi bangsa sendiri. Indonesia harus mandiri dan mampu membuat sendiri kendaraan, jangan kalah dengan bangsa-bangsa lainnya.
Selain harga yang terjangkau, Toyota Kijang ini utamanya ditujukan untuk digunakan sebagai alat transportasi dan distribusi barang sehingga dapat dibeli oleh masyarakat Indonesia.
Foto yang diunggah itu momen launching peluncuran mobil Toyota Kijang untuk pertama kalinya diluncurkan pada tahun 1977 oleh Presiden Soeharto.
Dalam foto nampak Presiden Soeharto sedang memegang setir di bagian depan mobil, didampingi oleh dua orang lain yang duduk di sebelah Soeharto.