Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Kasus Covid-19 Nihil di Kampung Baduy Lebak, Kok Bisa?

Diperbarui: 23 Januari 2021   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suku Baduy (gurupendidikan.com)


Suku Baduy memiliki sejumlah daya tarik dari segi peradabannya yang masih mempertahankan adat istiadat dan kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.

Suku yang bermukim di daerah pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, tersebut mempunyai beberapa peraturan yang sudah turun menurun terus dipertahankan hingga kini.

Di antaranya: tidak boleh mempergunakan teknologi alat-alat elektronik, tidak boleh menggunakan alas kaki, tidak boleh menggunakan kendaraan, pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan, dan mengenakan pakaian yang dibuat sendiri serta menggunakan kain berwarna putih/hitam. Dilarang memakai pakaian modern.

Pernah melihat cara mereka berjalan bersama beberapa temannya? Dalam berjalan bersama-sama orang-orang Baduy dilarang berjalan dalam posisi sejajar, akan tetapi harus beriringan.

KOMPAS pernah melaporkan beberapa orang Baduy di Jakarta. Dari Lebak, Banten, mereka berjalan kaki dengan beriringan ke Jakarta, dengan tidak menggunakan kendaraan!

Dalam foto mereka juga memakai serban putih di kepalanya, pakaian berwarna hitam yang ditenun dan dijahit sendiri. Sungguh luar biasa di tengah-tengah serbuan digitalisasi dan modernisasi sekarang ini.

Konon dulunya suku Baduy ini merupakan bagian dari Kerajaan Sunda pada abad ke 16 yang berpusat di Pakuan Pajajaran, atau Bogor sekarang ini. Sampai sekarang suku Baduy ini memiliki kesamaan dari segi fisik maupun bahasa dengan orang-orang Sunda. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Sunda.

Saya pernah melihat dengan mata kepala sendiri orang Baduy yang unik tersebut, memang sangat menarik perhatian.

Jika masyarakat Sunda sekarang ini mayoritas beragama Islam, suku Baduy hingga sekarang masih animisme, yakni kepercayaan kepada kekuatan alam dan penghormatan kepada arwah-arwah leluhur mereka.

Mengapa mereka masih animisme?

Seperti diketahui pada awal-awal tarikh Masehi nenek moyang kita sering bergaul dalam hubungan dagang dengan bangsa-bangsa lain seperti India, Cina, dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline