Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Ucapkan Berdukacita, Martunis Kenang Cristiano Ronaldo Naik Sriwijaya Air

Diperbarui: 13 Januari 2021   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sriwijaya Air (cnnindonesia.com)


Duka mendalam dan ungkapan simpati mengalir dari berbagai penjuru dunia, termasuk di antaranya para pemimpin. Sabtu, 9 Januari 2021, Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 PK-CLC mengalami musibah.

Baru empat menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Dalam penerbangan menuju Pontianak itu pesawat jatuh di area Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.

Musibah ini serta merta juga mengingatkan Martunis, anak angkat Cristiano Ronaldo, mengunggah foto Ronaldo di dalam pesawat Sriwijaya Air, sembari mengucapkan turut berbelasungkawa.

"Pray for Sriwijaya Air SJ-182". Tulis Martunis di akun media sosialnya. Martunis menambahkan di Instagramnya, jika Cristiano Ronaldo pernah datang ke Aceh menggunakan pesawat Sriwijaya Air pada tahun 2005.

Pada saat itu Maha Bintang yang dijuluki CR7 itu masih membela Manchester United.

Pesawat yang hilang kontak di Kepulauan Seribu, tepatnya di Pulau Lancang dan Pulau Laki tersebut dikabarkan berpenumpang 62 orang yang terdiri dari 40 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi, dan 12 orang crew awak pesawat.

Martunis yang kini berusia 23 tahun itu hidupnya seperti sebuah drama. Kisahnya berawal dari Tsunami Aceh yang mengguncang dunia.

Drama pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Martunis pun dramatis. Dia aktor drama, ini kisahnya.

Minggu pagi, 26 Desember 2004, Martunis kecil (7 tahun) berencana untuk main bola bersama teman-temannya di sebuah kampung di Aceh, saat itu Martunis masih duduk di kelas 3 SD. Martunis mengenakan kaos Timnas Portugal bukan asli yang dibelikan ayah kandungnya dari sebuah pasar di Banda Aceh.

Hal itu biasa, anak-anak maupun orang dewasa sangat menyukai memakai kaos Timnas negara-negara bola, atau klub yang tersohor yang menjadi favorit mereka.

Belum sempat main bersama teman-temannya, sekonyong-konyong gelombang Tsunami menghampiri kampungnya. Pada saat itu ayah kandungnya sedang bekerja di tambak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline