Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Sulitnya Perjalanan Ibadah Jaman Belanda, Siapakah Haji Pertama di Nusantara?

Diperbarui: 8 Januari 2021   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haji jaman Belanda (historia.id)


Naik haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan umatnya, selain rukun-rukun Islam lainnya. Dalam konteksnya, pelaksanaan naik haji sekarang sudah mudah, bandingkan dengan pelaksanaan ibadah haji di zaman kolonial Hindia-Belanda.

Ada perbedaan yang sangat kentara dalam pelaksanaan ibadah haji zaman sekarang ini dengan jamannya kolonial Hindia-Belanda.

Dalam prakteknya, pemerintah Hindia-Belanda memberikan ijin kepada pihak swasta untuk mengelola.

Namun sayang, perusahaan-perusahaan swasta tersebut melakukan banyak sekali kecurangan dan penipuan yang sangat merugikan para jemaah haji.

Selain merugikan karena penipuan, banyak juga penyimpangan lainnya yang sangat kacau balau. Banyak pemberian gelar haji diberikan kendati pun mereka belum belum berangkat atau sampai di Mekkah. Para jemaah haji juga banyak yang ditipu dan lantas dijadikan budak-budak.

Beberapa sumber menyebutkan jika orang pertama di Nusantara yang pertama kali naik haji adalah Pangeran Abdul Dohhar, putra dari Sultan Banten, Ageng Tirtayasa. Pangeran Abdul Dohhar naik haji pada tahun 1630.

Melihat sumber itu, pikiran jadi teringat kembali pada tulisan yang sempat saya baca. Sepertinya bukan Pangeran Abdul Dohhar orang pertama yang naik haji di Nusantara ini.

Yang pertama kali naik haji di Nusantara adalah Bratalegawa asal Sunda, Jawa Barat.

Walaupun tidak diketahui secara pasti, kapan Islam masuk wilayah tatar Pasundan, akan tetapi pada sekitar abad ke 13 ada seseorang bangsawan dari Kerajaan Galuh Sunda yang bernama Bratalegawa. Bratalegawa adalah putra ke 2 dari Raja Bunisora di Kerajaan Galuh yang bernafaskan Hindu, dan sekaligus sepupu dari Dyah Pitaloka Citra Resmi.

Selain seorang bangsawan, Bratalegawa juga terkenal saat itu sebagai seorang saudagar yang kaya raya. Dalam bisnisnya, Bratalegawa sering berhubungan dengan para saudagar lainnya dari Timur Tengah. Dalam perjalanan bisnisnya ke luar negeri, Bratalegawa sering berinteraksi dengan para saudagar dari Timur Tengah yang beragama Islam.

Seringnya berhubungan dengan saudagar dari Arab itu lama-kelamaan Bratalegawa merasa penasaran dan mulai tertarik dengan agama Islam. Dan pada akhirnya, Bratalegawa pun tidak menolak ketika diislamkan oleh para saudagar dari Timur Tengah itu, ketika sedang di India.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline