Nama Kapitan Pattimura disebut-sebut dalam mata pelajaran sejarah di SD dan SMP sebagai salah seorang pahlawan utama Indonesia, yang berasal dari Maluku.
Sebagai peringatan dan penghormatan atas jasa-jasanya berkorban demi Bumi Pertiwi, Pattimura menjadi nama salah satu perguruan tinggi yaitu Universitas Pattimura, Bandar Udara Pattimura, KRI Pattimura, jalan Pattimura, dan sosoknya dicantumkan dalam satuan uang kertas Rp 1.000,-.
Kekayaan alam luar biasa yang dimiliki Indonesia menarik bangsa-bangsa dari Eropa untuk melawat ke Nusantara. Sebelum era penjajahan, Kepulauan Maluku menjadi poros perdagangan rempah-rempah dunia.
Rempah-rempah (cengkih dan pala) ini digunakan sebagai bahan untuk membuat obat-obatan, pengawet makanan, atau bumbu masakan.
Semula keinginan bangsa-bangsa dari Eropa itu datang ke Nusantara adalah untuk berdagang, akan tetapi lantas kemudian mereka menjadi agresor dan menindas rakyat Nusantara.
Seiring dengan itu, di Maluku lahirlah Pattimura yang mengadakan perlawanan terhadap kaum agresor itu. Pattimura yang masih berdarah bangsawan itu tak rela rakyatnya ditindas begitu saja oleh orang-orang kulit putih.
Kakek Pattimura adalah seorang raja di Kerajaan Sahulau di Seram Selatan.
Orang-orang dari Benua Biru yang pernah menduduki Maluku adalah Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris. Melalui perjanjian yang dikenal dengan "Traktat London", Inggris menyerahkan kekuasaan atas Maluku ke Belanda, pada 1814.
Berbeda dengan Inggris, dalam penguasaannya lantas meneer-meneer Belanda menerapkan aturan-aturan yang menguntungkan mereka sekaligus menekan rakyat Maluku. Pelayaran Hongi, kerja paksa, serta monopoli perdagangan.
Pada era kekuasaan Inggris di Maluku sejak 1798, Thomas Matulessy (nama lahir Pattimura) mendapatkan pendidikan militer dan bergabung dalam Korps Ambon, sebuah dinas militer yang dibentuk oleh Kerajaan Inggris.
Di situ, Thomas Matulessy yang merupakan anak dari pasangan Antoni Matulessy dan Fransina Tilahoi itu lantas mendapatkan pangkat sersan. Hasil didikan itu lantas yang membentuk jiwa Pattimura kemudian menjadi pejuang yang tangguh.