Kendati hidup dalam satu pulau yang sama yaitu Pulau Jawa, akan tetapi mengapa suku Sunda memiliki bahasa yang berbeda dengan rekan-rekannya di wilayah Tengah dan Timur?
Wilayah Jawa Barat berbahasa Sunda, sedangkan Jawa Tengah dan Jawa Timur berbahasa Jawa. Kendati dialek mereka (Tengah dan Timur) memiliki kekhasan masing-masing.
Kisahnya berawal dari Kerajaan Pajajaran yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit. Kendati saat itu Maha Patih Gajah Mada berhasil mewujudkan sumpahnya yaitu mewujudkan satu kesatuan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Akan tetapi Kerajaan Pajajaran di wilayah Sunda yang hanya menguasai sepertiga Pulau Jawa, mereka tidak bisa ditundukkan oleh Majapahit, orang-orang Sunda ingin tetap mempertahankan budaya dan adat istiadat mereka yang khas. Bandingkan dengan Majapahit yang menguasai nyaris seluruh wilayah Asia Tenggara.
Pajajaran bukanlah kerajaan yang lemah, Majapahit pun tidak dapat menganeksasi Pajajaran. Begitu pula dengan Kerajaan Singasari, yang tidak mampu berbuat apa-apa terhadap Pajajaran.
Itulah cikal bakal mengapa hingga sekarang kendati satu pulau, akan tetapi Bahasa Sunda berbeda dengan Bahasa Jawa.
Seorang penjelajah bangsa Portugis yang bernama Tome Pires pada abad ke 16 menulis sejumlah catatan mengenai penduduk di wilayah Sunda. Catatan kuno yang ditemukan di Eropa ini diberinya judul Suma Oriental.
Tome Pires menulis saat itu orang Sunda dan Jawa sudah mengenal apa yang disebut perdagangan. Kendati kurang akrab, akan tetapi Sunda dan Jawa tidak dapat dianggap bermusuhan.
Adanya persaingan perdagangan antara orang Sunda dan Jawa menyebabkan adanya perbedaan bahasa antara orang Sunda dan Jawa hingga ke dunia modern sekarang ini.
Lagi pula, leluhur orang Sunda itu berbeda, mereka berasal dari Tatar Pasundan, kendati fisik dan muka antara orang Sunda dan Jawa tidak berbeda.
Pires juga mencatat jika jiwa melaut orang Sunda tinggi dan lebih berani ketimbang orang Jawa.