Hingga Sabtu (7/11/2020) malam WIB, NBC melaporkan Biden mengantongi 20 suara electoral dari negara bagian Pennsylvania. Dengan demikian, total suara yang sudah dikoleksi Biden menjadi 273 suara, sedangkan Trump mendapatkan 213 suara.
Dalam Pemilu AS, jika seseorang mengantongi 270 suara electoral, maka kandidat itu menang. Total suara electoral yang diperebutkan adalah 538 suara.
Alhasil, kandidat Presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden berhasil memenangi Pemilu ini. Joe Biden (77) terpilih menjadi Presiden AS yang ke 46 negeri Paman Sam.
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, menyatakan terpilihnya Joe Biden adalah terbitnya fajar baru penuh asa bagi Amerika Serikat.
Alhasil, pendamping Biden, Kamala Harris resmi tercatat dalam sejarah sebagai perempuan warga AS pertama keturunan Asia pertama dan kulit hitam pertama yang menduduki jabatan tertinggi kedua di negara Paman Sam itu.
Sebelumnya, mari kita perhatikan (ada analisa) sebelum kepastian Biden terpilih. Pandangan ini dikemukakan oleh mantan intelijen sekaligus Duta Besar Arab Saudi di AS, Pangeran Al-Faisal, Rabu (4/11/2020) di sela-sela KTT Institut Beirut di Abu Dhabi.
Al-Faisal berpandangan Biden akan mempertahankan sejumlah kebijakan Donald Trump terkait Timur Tengah.
Keputusan Trump yang dimaksud itu adalah soal pengakuan ibukota Israel yang baru, Yerusalem. Pengakuan kedaulatan Dataran Tinggi Golan yang direbut Israel dalam Perang Arab-Israel tahun 1967.
Dan satu lagi, dukungan Trump terhadap normalisasi hubungan dengan negara-negara Teluk, seperti UEA, Bahrain, menyusul Sudan, atau biasa dikenal dengan Abraham Accords.
Apakah analisa pangeran Al-Faisal itu sama dengan pandangan Biden-Harris?
Kamala Harris turut angkat bicara paska Biden nyaris menang.