Media sosial Indonesia dihebohkan oleh "ramalan" yang dicetuskan oleh sinetron Bajaj Bajuri yang sempat tayang lama beberapa tahun yang silam.
Sampai sekarang, sinetron Bajaj Bajuri adalah pemegang rekor terpanjang sinetron yang tayang di layar kaca dengan 1065 episode.
Dalam episode ke 205 sinetron yang dibintangi oleh Mat Solar itu beberapa dialognya membicarakan penyakit SARS yang disebabkan oleh salah satu jenis virus korona.
Sinetron komedi Bajaj Bajuri ini tayang di Trans TV sejak 2002 sampai 2010.
Pada tahun 2003 saat itu wabah SARS (severe acute respiratory syndrome) memang sedang mewabah tapi akhirnya menghilang berkat penanganan yang intensif dan global.
Dalam episode 205 yang berjudul "Katakan Saja Ogah Berpuasa" itu tertayang tokoh Said berbicara kepada Mpok Hindun dan Oneng tentang virus baru yang bisa membuat orang batuk-batuk, demam, sampai kematian. Virus itu berasal dari Cina.
"Itu penyakit dari Cina, bahaya Mpok. Bisa nular, yang kena bisa mati," kata Said.
Lantas saja cuplikan video berdurasi 18 detik menjadi viral dan banyak dibagikan di media sosial saat ini, karena menganut "faham cocoklogi" - demikian salah satu media daring menyebutnya - karena gejala-gejala yang sama dengan kondisi sekarang ini.
Dimana virus korona yang berasal dari Wuhan, Cina, sudah menjadi pandemi dan telah menewaskan banyak orang yang diserangnya.
Hasrat ingin tahu lebih lagi tentang cocoklogi ini mendorong saya untuk Googling tentang teori tersebut.
Dan saya menemukan artikel yang ditulis Dea Pramita, terbit 21 April 2014 di Beyond Blogging Kompasiana berjudul "Tren Cocoklogi Cerminan Kebodohan Bangsa".