Celaka. Musibah terjadi di saat pemerintahan di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, sedang berperang menanggulangi penyebaran virus Covid-19.
Salah satu petinggi Departemen Kesehatan Amerika Serikat, Dr Rick Bright, dicopot dari jabatannya sebagai Direktur BARDA (Biomedical Advanced Research at the National Institute of Health), pada Selasa (21/4/2020) waktu setempat.
BARDA atau Otoritas Penelitian Lanjutan dan Pengembangan Biomedis adalah lembaga pemerintah yang ditunjuk oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai pilar untuk mengembangkan dan mengadakan obat-obatan dan vaksin khususnya untuk virus korona.
Dimulai pada medio Maret 2020 lalu, dengan dukungan dari channel televisi konservatif Fox News, Donald Trump sengit menggencarkan promosi pemakaian chloroquine dan hydrochloroquine guna merawat penderita virus Covid-19.
Bahkan bukti hasil penelitian kedua obat itu ditunjukkan soal efektivitas dan keamanannya.
Kendati para penasihat orang nomor satu di AS itu sudah mewanti-wanti agar kajian mengenai obat itu harus dilakukan dulu untuk memastikan kesahihannya. Akan tetapi Trump masih saja sengit mendorong pemakaian obat itu. Trump bahkan mengatakan penggunaan obat itu sebagai "hadiah dari Tuhan" untuk melawan virus Covid-19.
Bright yang menentang mengemukakan penggunaan obat itu sangat lemah dan kajian pun mengatakan obat itu tidak ada manfaatnya. Sebaliknya, chloroquine dan hydrochloroquine malah terkait dengan banyaknya kematian penderita.
"Saya ingin yang masuk akal, menolak penggunaan zat yang terlalu dipaksakan pemerintah," kata Bright.
Dengan "penentangannya" itu Bright mengaku telah dicopot dari jabatannya sebagai Direktur BARDA dan dimutasi, diturunkan jabatannya di National Institute of Health.
Bright mengatakan tindakan Trump yang menempatkan politisasi di atas sains telah menempatkan banyak nyawa terancam dan menyumbat usaha nasional untuk mengatasi kritis kesehatan yang mendesak ini.
Untuk itu Bright akan menghubungi HHS (Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia) untuk mempengaruhi Trump dengan kemampuan koneksi politiknya, mengapa Trump mempolitisasi BARDA.