Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Miris, Dua Profesor Medis Dicerca karena Mau Studi Vaksin di Afrika

Diperbarui: 7 April 2020   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Didier Drogba dan Samuel Eto'o (bola.kompas.com)


"Kalian goblok. Haram jadah! Afrika bukan taman bermain" ujar Samuel Eto'o di Instagram.

Hal tersebut dikatakan Eto'o, mantan pemain bola asal Kamerun.

Eto'o dan Didier Drogba dikabarkan naik pitam terkait rencana akan dijadikannya Afrika sebagai kelinci percobaan untuk uji coba menemukan vaksin penangkal virus korona.

Drogba, mantan penyerang Chelsea asal Pantai Gading dan mantan pemain Sampdoria Eto'o (39 tahun) menganggap rencana tersebut sebagai tindakan rasisme.

Kita semua paham, pandemi korona saat ini tengah mewabah ke seluruh pelosok dunia dan kian hari kian bertambah korban yang tertular bahkan sampai meninggal dunia.

Sampai sekarang belum ditemukan vaksin untuk melawan virus mematikan itu.

Dua dokter Perancis memiliki gagasan untuk menemukan vaksin tersebut dengan melakukan ujicoba di Afrika. Kedua dokter tersebut adalah dokter Camille Locht dan dokter Jean Paul Mira.

AS melansir pernyataan dokter Jean Paul Mira yang mengatakan mengapa dia memilih Afrika untuk ujicoba. 

Karena menurut Mira penduduk Afrika tidak memiliki masker, resusitasi, atau perawatan.

Selama ini benua Afrika tercatat sebagai wilayah yang paling sedikit terpapar virus korona jika dibandingkan dengan Asia atau Eropa.

Statistik dari Pusat Pengendalian Penyakit Afrika, sampai 6 April 2020 baru ditemukan sekitar 7.000 kasus di benua tersebut. Bandingkan dengan Amerika Serikat umpamanya. Di negeri Paman Sam itu sudah ditemukan lebih dari 120.000 kasus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline