Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Indonesia Harus Mengusir Mimpi Buruk dari UEA

Diperbarui: 10 Oktober 2019   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simon McMenemy (jawapos.com)

Seorang Polantas akan membunyikan peluitnya, jika seorang pengendara motor melanggar peraturan lalulintas. Peluit dibunyikan untuk memperingatkan pengemudi motor, bahwa dia sudah melanggar peraturan lalulintas.

Berkelakuan tidak sesuai aturan, berpotensi dapat merugikan orang lain.

Di sepakbola, sejumlah suporter Indonesia terbawa emosi.

Pada match day pertama Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, sejumlah suporter Indonesia yang menonton di stadion, melakukan provokasi.

Pada laga melawan Malaysia itu, Senin (5/9/2019) lalu, secara tiba-tiba sejumlah suporter Indonesia menyerang suporter negeri Jiran yang hadir di GBK.

Sesudah peristiwa itu, publik jadi bertanya-tanya sanksi apa yang akan dijatuhkan FIFA kepada Indonesia. Apakah didenda atau melarang pertandingan tanpa penonton?

Beruntung, pada sidang FIFA yang digelar pada Jum'at (4/10/2019), Komisi Disiplin FIFA hanya memberikan denda sebesar Rp 643 juta kepada Indonesia.

Jumlah uang sebesar itu bagi PSSI tentu hanya kerugian ekonomi saja. Coba seandainya, PSSI dihukum larangan tanpa penonton. Sepi rasanya.

Dengan tanpa penonton, tentu PSSI tidak dapat mengantongi uang hasil penjualan tiket.

Dengan denda sebesar itu, dapat mengobati kerinduan penonton Indonesia yang ingin menyaksikan langsung di Stadion Gianyar. FIFA sudah adil.

Tidak seperti biasanya, laga internasional kali ini (berhadapan dengan Vietnam, Selasa, 15/10/2019) digelar bukan di Senayan, tapi di Bali. Tepatnya, di markas Bali United FC, Stadion I Wayan Dipta, Gianyar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline