Di suatu program, sudah pasti ada masalah yang timbul atau menghadang di jalan menuju pencapaian terbaik.
Seperti yang sedang ramai diperdebatkan di media sosial sekarang ini, soal larangan dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan YLA (Yayasan Lentera Anak), soal permintaan KPAI agar menghentikan kegiatan audisi PB Djarum.
Ajang audisi beasiswa bulutangkis PB Djarum tersebut dimaksudkan untuk menjaring talenta-talenta muda berbakat yang akan muncul ke permukaan. Anak-anak pun ingin mewujudkan mimpinya menjadi juara, untuk itulah Djarum Foundation merupakan sarana yang tepat untuk itu.
Oleh karena Djarum identik dengan rokok, ada beberapa pihak yang berbenturan dengan ajang pencarian bakat ini. Mereka yang terkait adalah KPAI, YLA, dan Kementerian Kesehatan.
Ketua KPAI, Dr. Susanto, MA, menyatakan, sebenarnya tidak ada niat KPAI untuk memberhentikan audisi ajang pencarian bakat PB Djarum. Namun disayangkan, dalam kegiatannya, PB Djarum memasang logo Djarum di kaos yang dipakai anak-anak peserta.
Susanto menjelaskan, usulan agar PT Djarum tidak menggunakan brand, logo, maupun merek Djarum pada kaos anak-anak merupakan keputusan bersama lintas kementerian. Susanto menyebutkan pihak-pihak yang terkait tersebut, adalah Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Kementerian Kesehatan.
Susanto menyebutkan PP (Peraturan Pemerintah) tahun 2012 yang mengatakan perusahaan rokok yang menjadi sponsor dilarang menggunakan logo perusahaan tersebut.
Ketika diadakan survei kepada anak-anak di 28 propinsi, mereka ditanyakan: Apa yang ada di pikiran kalian jika mendengar kata 'Djarum'?
Sebagian ada yang menjawab, jarum jahit. Ada lagi yang menjawab, audisi bulutangkis Djarum. Namun sebagian besar mereka menjawab, rokok.
Jika dilihat dari sudut ekonomi, rokok merupakan sumber pendapatan yang besar bagi pemerintah, karena pemerintah, dalam hal ini Ditjen Pajak, mendapatkan hasil cukai yang sangat besar, sehingga dari pendapatan itu, pemerintah dapat menyalurkannya untuk pembangunan berkelanjutan.
Perusahaan rokok yang mendapat untung, juga bisa dipakai untuk pembinaan olahraga.