Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Ebola, Kongo Darurat Lagi

Diperbarui: 20 Juli 2019   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kongo mewabah Ebola lagi (cnnindonesia.com)

Republik Kongo lagi-lagi diserang virus Ebola. Wabah Ebola pernah menyerang negara di benua Afrika itu pada tahun 2013-2016, pada waktu itu dunia heboh.

Kedahsyatan Ebola ketika itu menelan lebih dari 11.000 orang di Afrika Barat. Mereka mati digerogoti virus yang sangat kejam itu.

Adapun saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kejadian luar biasa ini dengan status darurat internasional. Laporan hingga Selasa, (16/7/2019) WHO mencatat ada 2.341 kasus yang positif terkena Ebola di Republik Demokratik Kongo, dan yang meninggal lebih dari 1700 orang.

Kendati dunia internasional sudah merespon dengan upaya untuk menanggulangi wabah sejak 11 bulan lalu, akan tetapi wabah ini terus saja berkembang.

Menurut Peter Piot, salah seorang peneliti dan kini menjabat Direktur London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan Ebola tidak menimbulkan tanda-tanda di bawah kendali.

Kepada Reuters, Peter berharap ada keputusan dari yang berwenang untuk meningkatkan koordinasi serta memberikan dana untuk menghentikan wabah di Kongo. Kamis, (18/7/2019).

Penetapan status darurat oleh WHO tersebut dimaksudkan untuk mendorong dunia secara radikal turut serta membantu menanggulangi penyakit ini.

"Dengan kejadian luar biasa ini sudah saatnya internasional melipatgandakan perhatiannya kepada Kongo," kata Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Dalam kasus terakhir, seorang pendeta meninggal sesudah ia bepergian ke Goma, sebuah kota berpenduduk dua juta orang, dimana kota Goma merupakan pintu gerbang ke Rwanda dan negara lainnya.

Bulan lalu, wabah Ebola sudah menyebar ke Uganda. Ketika diadakan acara pemakaman seorang yang meninggal karena Ebola di Kongo, orang itu dimakamkan di Uganda. Dan ada satu keluarga yang ikut acara pemakaman membawa virus penyakit ini ke Uganda.

Sebenarnya, status darurat internasional ini sudah lama diharapkan agar dunia internasional turut membantu menanggulangi. Hal itu dikatakan pakar kesehatan global dari Georgetown University Law Center, Alexandra Phelan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline