Dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa (11/6/2019), Wiranto menyebutkan tokoh PPP Habil Marati memberikan sejumlah uang kepada Kivlan Zen. Duit yang diserahkan kepada Kivlan Zen untuk digunakan sebagai biaya pembunuhan beberapa tokoh nasional dan seorang pimpinan sebuah Lembaga Survei.
Uang yang berbentuk 15 dollar Singapura lalu ditukarkan di Money Changer senilai Rp 150 juta digunakan untuk membeli senpi laras pendek dan laras panjang.
Salah seorang dari tujuh tersangka yang bersekongkol untuk melakukan pembunuhan itu, mengakui kalau dia diberikan uang Rp 55 juta dari Kivlan Zen melalui H Kurniawan.
Tersangka lainnya, Irfansyah mengaku bertemu Mayjend Purn Kivlan Zen di halaman mesjid Pondok Indah, Jaksel.
Dari situ, Kivlan Zen lantas memerintahkan untuk membunuh pimpinan LSI Charta Politika, Yunarto Wijaya.
Lalu siapakah Habil Marati?
Menurut Sekjen PPP Arsul Sani, Habil Marati pernah menjadi bendahara DPP PPP ketika partai berlambang Ka'bah itu dipegang Suryadharma Ali sebagai Ketua Umumnya.
Tapi pada saat ada konflik internal di PPP, PPP terbagi menjadi dua kubu. Kubu Djan Faridz dan kubu Rommy. Habil Marati tercatat sebagai Wakil Ketua Umum di kubu Djan Faridz.
"Habil Marati hingga sekarang masih sebagai kader PPP," jelas Arsul, Rabu (12/6/2019) di Gedung DPR Jakarta.
Mengapa tokoh PPP Habil Marati justru berpihak kepada Prabowo?. Pasalnya partai berlambang Ka'bah itu pada Pilpres 2019 berada dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf. Lalu bagaimana hal tersebut bisa terjadi, mengapa Habil Marati yang juga seorang pengusaha itu berpandangan ke Prabowo-Sandi?
"Masih ada teman-teman di partai yang masih mendukung Prabowo," jelas Arsul.