Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Mengenali Politisi yang Korup

Diperbarui: 3 April 2019   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

poliklitik.com

Berdasarkan kokoh kepada sila keempat dari dasar negara kita, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. 

Maka negara kita menyelenggarakan Pemilu, yaitu suatu pesta demokrasi untuk memilih para pemimpin (Presiden/Wakil Presiden), anggota parlemen, DPD. Merekalah yang nantinya bakal memimpin pemerintahan dan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan itu agar tidak sewenang-wenang dan menyimpang.

Itulah pesta demokrasi yang suci bagi negara kita.

Namun tugas suci bagi para pemimpin nantinya, bisa saja dimanfaatkan bagi mereka untuk sekedar menipu atau istilahnya menyalahgunakan jabatan mereka dengan menilap uang atau korupsi.

Para pemimpin yang dipilih rakyat tersebut tentu mereka akan dibenci jika mereka melakukan tindakan koruptif, mereka berkhianat untuk kesenangannya sendiri atau golongan.

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) tidak tinggal diam saja, terlebih bagi mereka yang mencalonkan diri untuk dipilih sebagai pimpinan atau yang akan mewakili rakyat yang akan mengawasi jalannya pemerintahan kelak.

KPK telah menyaring dan memeriksa para calon pemimpin dan pewakil rakyat yang mengajukan calon sebagai Presiden/Wakil Presiden, anggota DPD, DPR, DPRD yang akan terpilih hasil pesta demokrasi pada 17 April 2019.

Namun saringan KPK tersebut barangkali belum sempurna dan benar-benar bersih, masih ada yang terlewat, atau luput dari pengawasan. Atau istilahnya KPK kecolongan, para calon bertindak koruptif.

Jika Anda sebagai rakyat ingin membantu KPK untuk mengetahui apakah para calon atau bakal politisi tersebut bertindak koruptif, atau jujur, barangkali studi terbaru yang dilakukan di Amerika Serikat ini menarik perhatian Anda.

Anda dapat mengetahui karakter seorang politisi dari hanya melihat wajah mereka, dan jika Anda membenci mereka karena bertindak koruptif, Anda boleh saja jangan memilih mereka sebagai wakil Anda.

Studi yang dimuat di jurnal Psychological Science para ilmuwan dari California Institute of Technology mengambil 100 orang partisipan dari seluruh negara Paman Sam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline