Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Sandiaga Uno Bilang Masalah Stunting di Indonesia Sudah Gawat

Diperbarui: 19 Maret 2019   06:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jogja.tribunnews.com

Dalam debat Cawapres 2019 pada Minggu (17/3/2019) Paslon 01 Ma'aruf Amin dan Paslon 02 Sandiaga Uno sempat menyebutkan masalah stunting. Bahkan Sandiaga Uno menyebutkan masalah stunting di Indonesia sudah gawat darurat.

Memang stunting menjadi salah satu problem terbesar masalah gizi di Indonesia.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dapat disimpulkan bahwa 1 dari 3 anak di Indonesia mengalami stunting.

Di semua provinsi di Indonesia, angka stunting masih sebesar > 20 persen. Jangan heran kalau Indonesia menempati peringkat kelima negara dengan jumlah stunting terbanyak di dunia.

Masalah stunting bukan saja bertubuh pendek, tapi dapat meningkatkan mortalitas. IQ penderita stunting menjadi turun dan anak-anak stunting berisiko empat kali lebih mudah meninggal ketimbang anak-anak normal.

Stunting disebabkan karena kondisi kesehatan yang jelek dan asupan nutrisi yang kurang memadai.

Bertubuh pendek bisa disebabkan karena bawaan genetik atau karena short stature.

Stunting bisa dikatakan juga sebagai gagal tumbuh. Anak stunting tidak dapat tumbuh seperti seharusnya disebabkan karena kekurangan gizi. Kondisi tersebut diawali karena bayi lahir dengan berat badan rendah atau juga karena bayi yang lahir prematur.

Anak stunting tidak mendapatkan asupan nutrisi yang semestinya semenjak lahir.

Hal tersebut disebabkan karena ketidakmampuan orangtua tentang cara memberi makanan yang baik kepada anaknya atau karena ketiadaan ekonomi orangtua. Atau bisa juga karena anak sakit. Misalnya demam. Walaupun diberi asupan nutrisi yang baik, tapi karena anak sakit, pada akhirnya nutrisi tersebut terpakai untuk mengatasi demam.

Pertumbuhan paling cepat pada anak terjadi pada setahun pertama kehidupan. Yang ideal adalah pertumbuhan anak harus seimbang pula dengan pertambahan berat badan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline