Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Mana yang Lebih Sehat, Porsi Sarapan Besar atau Kecil?

Diperbarui: 1 Juli 2018   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sarapan seperti raja, makan siang seperti pangeran, makan malam seperti fakir (sewakost.com)

Banyak orang melewatkan sarapan karena tergesa-gesa di pagi hari. Ada juga orang yang memilih tidak sarapan karena tak terbiasa makan setelah bangun tidur. Namun, ada tipe orang yang justru bisa makan banyak saat sarapan di pagi hari. Nah, sebenarnya yang mana yang lebih sehat, porsi sarapan besar atau kecil?

Jangan sampai Anda melewatkan sarapan, yaitu waktu makan paling penting sepanjang hari. Sudah banyak sekali penelitian yang membuktikan kalau orang yang rajin sarapan memiliki tingkat kolesterol lebih rendah, bisa berkonsentrasi dan mengingat lebih baik, dan tidak mudah kena penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.

Bagaimana porsi makan Anda?

Inikah rutinitas makan Anda: kopi dan makanan kecil di pagi hari, makan siang lebih 'berat', dan porsi besar di malam hari?

Jika ya, kini saatnya Anda membalik pola makan tersebut, yakni makan besar di awal hari dan mengurangi porsi seiring hari berlalu. Menurut studi terbaru di The Journal of Nutrition, pola ini tak hanya akan memacu metabolisme tubuh, tapi juga mencegah obesitas.

Studi tersebut juga menegaskan bahwa mereka yang menyantap makanan terbesar di pagi hari lebih mungkin memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah dibandingkan mereka yang memiliki porsi besar saat makan siang atau malam.

Kok bisa? Menurut Dr. Hana Kahleova, yang melakukan penelitian ini bersama tim ilmuwan di Loma Linda University School of Public Health, California, proses pencernaan dan kerja insulin - hormon pankreas yang digunakan tubuh untuk mengolah gula dalam karbohidrat dan menyimpan gula glukosa - berada pada puncak performa di pagi hari.

"Seseorang yang menyantap makanan yang sama pada waktu yang berbeda dalam satu hari kemungkinan menyimpan lebih banyak lemak setelah makan malam dibanding makan pagi," tegas Dr. Kahleova. "Ini karena kinerja insulin lebih efisien saat pagi hari."

Dr. Satchidananda Panda, profesor di Salk Institute for Biological Studies, juga berujar bahwa jika Anda memberi seseorang yang sehat seporsi besar glukosa di pagi hari, maka glukosa darahnya mungkin akan bertahan selama 1-2 jam sebelum kembali normal.

"Namun, jika Anda memberi porsi glukosa yang sama kepada orang yang sama di waktu yang berbeda, yakni saat sudah larut malam, maka hasilnya akan berbeda," tandas Dr. Panda.

Di malam hari, pankreas beristirahat dan tidak dapat menghasilkan cukup insulin, sehingga glukosa darah bisa bertahan tinggi sampai selama 3 jam. Inilah yang dijuluki dokter sebagai "diabetes malam."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline