Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Hiperandrogen Juga Berdampak pada Gangguan Emosi

Diperbarui: 13 Juni 2018   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

diyhealthacademy.com

Hiperandrogen, alias kelebihan hormon androgen, merupakan salah satu gangguan paling umum yang memengaruhi kondisi kesehatan wanita. Apa saja dampaknya?

Jerawat adalah problem klasik yang tak pernah habis dibahas.

Jerawat pula yang sering kali jadi momok menakutkan bagi kaum Hawa, karena dampaknya bukan hanya mengganggu penampilan secara fisik, namun juga memengaruhi aspek psikologis, yakni runtuhnya kepercayaan diri seseorang.

Problem jerawat tak lepas dari kodrat wanita yang memiliki hormon estrogen, progesteron, dan androgen, yang masing-masing memiliki fungsi berbeda di tubuh. Bicara kulit dan rambut, maka hormon yang memengaruhi kondisi kedua organ ini adalah androgen.

Androgen merupakan hormon seks pria yang juga terdapat pada wanita dalam jumlah yang lebih sedikit, yakni hanya 1 persen androgen bebas. Jika kadar androgen lebih dari ini, maka dapat menimbulkan masalah bagi kaum Hawa.

Menurut penelitian, hiperandrogen atau kelebihan androgen memengaruhi 10-20 persen perempuan usia produktif. Salah satu dampak yang tampak jelas adalah gangguan jerawat dengan derajat sedang hingga berat.

Penyebab munculnya jerawat, menurut Dr. Suksmagita Pratidina, So.KK, dari Skin & Aesthetic Clinic RSPI-Puri Indah, adalah tersumbatnya folikel kulit akibat produksi sebum dan minyak berlebih.

"Berlebihnya produksi minyak di kulit wajah ini dapat dipengaruhi tingginya kadar androgen bebas yang memicu aktivitas kelenjar minyak dan sebum. Akibatnya, kulit wajah yang semula mulus bisa tampak sangat berminyak, serta tumbuh jerawat dan komedo," ujar Dr. Gita ini.

Selain itu, penyebab umum munculnya jerawat adalah hiperkeratinisasi di muara kelenjar minyak, yaitu penebalan dari lapisan kulit yang ada di muara kelenjar minyak. Atau, kolonisasi bakteri yang dikenal sebagai propionibacterium acnes.

Jerawat sendiri, lanjut Dr. Gita, terbagi atas tiga tingkatan: jerawat ringan, sedang dan berat atau parah. Jenis jerawat yang disebabkan oleh hiperandrogen dapat dikelompokkan sebagai jerawat dengan derajat sedang hingga berat atau parah.

Penjelasan senada dipaparkan oleh DR. Dr. Budi Wiweko, Sp.OG, KFER, staf pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline