Orangtua mana yang tak terpikat dengan sejumlah tes yang menawarkan untuk "mengintip" minat dan bakat anak? Sebelum memilih, mari kenali dulu tes ini lebih baik.
Selain berburu sekolah atau kampus pilihan, kesibukan orangtua dan anak di musim kenaikan atau kelulusan sekolah adalah melakukan tes minat dan bakat.
Tujuannya? Mendapat gambaran kecenderungan dari keinginan atau ketertarikan anak, agar kemudian bisa memilih jurusan yang sesuai. Tes minat bakat pada siswa SMP bertujuan untuk penjurusan yang tepat di SMA, dan tes pada siswa SMA bertujuan menentukan jurusan saat kuliah.
Namun, apa itu bakat, dan apa pula itu minat? Menurut Reneta Kristiani, M.Psi., Psikolog, staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya, bakat adalah kemampuan, sedangkan minat adalah keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu.
"Tes minat bakat bertujuan mengetahui kemampuan dan keinginan anak. Tes ini mencocokkan, apakah bakat anak sesuai keinginannya," papar Renata. "Harapannya adalah anak mengambil jurusan yang sesuai kemampuan dan keinginan."
Pendapat senada disampaikan oleh Fridha Zoelkqaidawati, S.Psi., Psikolog, dari Biro Potensia Indonesia.
"Kadang orangtua bingung, bagaimana caranya mengetahui kecenderungan dan kemampuan anak. Tes minat bakat penting untuk menemukan hal tersebut. Dari potensi kecerdasan anak, akan terlihat bakat atau kemampuan anak berada di mana," papar Fridha.
"Dengan mengetahui minat anak, maka akan membantu proses belajar anak menjadi lebih mudah, sehingga dia akan melakukan sesuatu yang sangat diminati dan menyenangkan buatnya. Dengan demikian, pelajaran akan lebih mudah 'masuk' dan dipahami," jelas Fridha.
Lebih jauh ia menganjurkan agar orangtua melihat konteks usia anak dalam melakukan tes minat bakat. Saat anak masih SD, lihatlah kemampuan akademisnya secara umum.
"Secara potensial, anak punya minat bakat yang berbeda satu sama lain. Ada sejumlah potensi kecerdasan anak, seperti aspek kognitif, fisik, dan sosial. Tiga konsep besar ini yang perlu dipahami orangtua," tandas Fridha.
Ada anak yang pintar di seluruh bidang, namun ada pula sebaliknya, hanya menonjol di satu bidang. Ada anak yang tinggi kognitif, seperti terlihat dari kemampuan berhitung dan bahasa. Ada juga dari segi sosial, bagaimana mengelola emosi dalam berinteraksi. Dari segi fisik, ada tes khusus untuk visual motorik.