Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Bencana Kepunahan Datang Lebih Cepat dari Perkiraan

Diperbarui: 29 Mei 2018   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monyet hitam Sulawesi saat ini kritis menuju kepunahan. Sumber: www.sejujurnya.com

Satu dekade lalu, para ilmuwan mengkhawatirkan terjadinya kepunahan besar di Bumi. Kini, sejumlah studi mengatakan bencana itu datang lebih cepat dari perkiraan.

Separuh jumlah hewan yang berbagi rumah dengan kita di Bumi tidak lagi hidup di dunia. Para peneliti menyebut kehilangan ini: "erosi keragaman hayati terbesar dalam sejarah Bumi."

Lebih dari 30 persen hewan bertulang belakang - ikan, burung, amfibi, dan manusia - tengah merosot, baik dalam keragaman maupun jumlah populasi. Inilah temuan studi komprehensif pertama mengenai fenomena ini, yang dilaporkan di Proceedings of the National Academy of Sciences.

"Kepunahan biologis ini terjadi secara global," tegas profesor Stanford, Rodolfo Dirzo, salah seorang peneliti studi yang memetakan keragaman dan populasi 27.600 spesies, serta mengungkap data penting tentang besar ancaman terhadap kehidupan di Bumi.

Tampaknya, kemerosotan keragaman hayati telah terakselerasi.

Salah satu fokus studi tersebut adalah 177 mamalia. Setelah menyelami data dari 1900 sampai 2015, tim peneliti menemukan bahwa mamalia telah kehilangan sepertiga habitat asli. Sebanyak 40 persen - termasuk badak, orangutan, gorila, dan macan - kini hidup di lahan sebesar 20 persen atau kurang dari wilayah mereka dulu.

Beberapa spesies mamalia yang masih aman satu dekade lalu - seperti cheetah, singa, dan jerapah - kini terancam. Secara global, kematian massal yang telah terjadi adalah yang terburuk sejak tiga perempat masa kehidupan di Bumi, termasuk dinosaurus non-burung yang punah 66 juta tahun lalu oleh hantaman meteor.

Rata-rata, dua spesies vertebrata punah setiap tahun. Wilayah tropis menjadi saksi jumlah kemerosotan spesies tertinggi. Di Asia Selatan dan Tenggara, mamalia besar telah kehilangan lebih dari empat per lima rentang sejarah mereka.

Bagaimana dengan primata?

Studi berskala besar yang dilaporkan dalam Science Advances mendapati bahwa nyaris dua pertiga spesies primata tengah merosot, dan 60 persen terancam punah.

Setiap spesies kera (gorila, simpanse, bonobo, orangutan, dan 19 spesies gibbon) masuk kategori terancam, begitu pula 87 persen spesies lemur. Spesies lain yang lebih kritis adalah monyet laba-laba berkepala cokelat dari Ekuador dan monyet hitam Sulawesi yang merupakan satwa endemis Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline