Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Khawatir Suami Selingkuh

Diperbarui: 9 April 2018   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nama saya Ester, seorang ibu berusia 28 tahun, tinggal di Jakarta. Suami saya sering tidak jujur. Hampir setiap hari pulang kerja sampai larut malam. Alasannya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Bila memang benar menyelesaikan pekerjaan, tidak masalah, sebab itu tanggungjawabnya. Yang saya khawatirkan, ia sebetulnya sudah pulang kerja sejak sore tapi bermain ke mana-mana dulu.

Masalah gaji, ia juga tidak terbuka. Memang setiap bulan saya diberi sejumlah uang, tetapi berapa sebetulnya gajinya, saya tidak tahu. Kelihatannya, yang diberikannya hanya setengahnya. Sisa gajinya ia pegang sendiri. Untuk apa saja uang itu saya tidak tahu. Pernah saya bertanya, tetapi ia malah marah-marah. Yang jelas ia secara sembunyi-sembunyi sering mengirim uang kepada orangtuanya. Saya khawatir ketidakjujuran itu akan menjurus ke arah yang tidak baik, misalnya perselingkuhan.

Yang saya ingin tahu: 1. Mengapa ia tidak jujur pada saya? 2. Ketidakjujuran merupakan sifat atau kebiasaan? 3. Betulkah suami tidak memberikan semua gajinya pada istri? 4. Bagaimana halnya ia suka mengirim uang pada orangtuanya secara sembunyi-sembunyi? 6. Bagaimana agar ia jujur pada saya? 7. Apakah sifat itu akan menurun pada anak?

Drs. Winarni WD Mansoer, PhD, psikologdari Universitas Indonesia menerangkannya.

Ibu Ester,

Orang lain tidak bisa memastikan apa motif di balik perilaku seseorang, hanya dia yang paling tahu. Kalau pun ditanyakan kepadanya mungkin jawabannya tidak jujur.

Apakah kejujuran itu sifat atau kebiasaan, keduanya sama saja. Pada prinsipnya orang yang tidak jujur itu ingin menyembunyikan sesuatu pada orang lain karena ia tidak bisa memercayai orang lain. Di satu sisi, cobalah introspeksi apa yang membuat dia tidak percaya pada Anda. Di sisi lain mungkin suami Anda memang pada dasarnya tidak bisa jujur masalah keuangan.

Gajinya yang tidak diserahkan sepenuhnya bisa benar bisa juga tidak benar, tergantung kesepakatan Anda berdua. Yang penting adalah gaji yang diberikan kepada istri sebaiknya mencukupi kebutuhan keluarga terutama kalau istri tidak bekerja. Karena kewajiban suami adalah menafkahi keluarganya.

Supaya ia tidak sembunyi-sembunyi mengirim uang Anda harus mengatakan pada suami bahwa pada prinsipnya Anda tidak keberatan kalau ia mengirimi orangtuanya. Apalagi kalau orangtuanya membutuhkan. Katakan bahwa Anda bangga punya suami yang peduli pada orangtuanya, karena ayah-ibunya sekarang menjadi orangtua Anda juga. Mintalah kepadanya untuk melakukan hal itu secara terbuka dalam rangka pengelolaan uang rumah tangga yang terpadu untuk kebaikan seluruh keluarga.

Kalau tidak ada bukti yang nyata dan lengkap, sebaiknya Anda tidak usah berpikir mengenai perselingkuhan karena pikiran negatif akan membuat perasaan Anda terganggu sehingga dapat memengaruhi tindakan Anda.

Usahakan banyak berkomunikasi dengan suami Anda dengan cara yang baik bukan untuk menuduh atau menginterogasi. Ingat hal-hal yang positif yang dilakukan suami kepada Anda dan keluarga. Doakan suami Anda agar tetap mendapat petunjuk dari Tuhan dalam menjalankan pekerjaannya dan seluruh hidupnya, agar ia jujur pada Anda. Karena Tuhan mampu melakukan apa yang manusia tidak mampu, Tuhan mampu mengubah pikiran dan perasaan suami menjadi lebih baik pada Anda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline