Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Waspada dengan Leher Anda

Diperbarui: 3 Maret 2018   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski tampak sepele, sakit pada leher tentu menimbulkan rasa tak nyaman. Kenali penyebabnya dan ketahui cara mengatasinya.

"Aduh, aku kayanya salah bantal, nih. Leher jadi sakit!"

Hm, bantal memang kerap jadi kambing hitam saat nyeri leher, bukan? Mitos yang sangat familiar ini seolah mendapat pembenaran, lantaran sakit di bagian leher sering muncul saat bangun tidur di pagi hari.

Menurut Dr. Fany Mayasari, Sp.S, dari RSU Hermina Kemayoran, kondisi ini umumnya dipicu oleh struktur peka nyeri di daerah leher, yang meliputi jaringan saraf, pembuluh darah, otot, ligamen, tulang, kulit dan viscera atau jaringan lunak.

"Biasanya, nyeri leher disebabkan oleh tarikan atau kekakuan otot leher. Nyeri ini bisa juga bisa disebabkan trauma whiplash yang terjadi saat pengemudi menghentikan mobil yang sedang melaju kencang dengan mendadak," jelas Dr. Fanny.

Saat ini terjadi, ada gerakan mendadak dan kuat ke arah depan, yang disusul dengan gerakan kepala ke arah belakang dengan cepat. Selain ini, nyeri leher juga bisa diakibatkan oleh perubahan degenerasi tulang leher karena proses penuaan.

Lebih jauh Dr. Fany menjelaskan bahwa nyeri leher dibagi menjadi beberapa kategori. Ada nyeri leher disertai dengan gangguan pergerakan, disertai nyeri kepala, disertai gangguan koordinasi pergerakan, serta disertai nyeri yang menjalar.

Kelainan pada struktur leher dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya yang disebut referred pain, sebagai contohnya, jika terdapat jepitan pada facet (pertemuan antara dua tulang leher yang bersinggungan), maka dapat menyebabkan nyeri kepala dan leher. Sedangkan jepitan pada saraf cervical di daerah leher, maka terdapat nyeri menjalar pada lengan atas atau bawah.

Gejalanya dapat berupa nyeri, kaku, baal atau kebas, kesemutan, nyeri menjalar ke lengan atas atau bawah, bunyi klik saat pergerakan leher, keleyengan, atau hilang kesadaran sesaat.

Hal senada diungkapkan oleh Kolonel Kes. DR. Dr. Wawan Mulyawan, So.BS, Sp.KP dari Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (LAKESPRA) TNI AU Dr. Saryanto, Jakarta.

Menurut Dr. Wawan, leher merupakan bagian tubuh dengan struktur anatomi yang cukup kompleks. Ragamnya banyak, areanya sempit, namun fungsinya teramat vital.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline