Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Cerpen| Seberapa Berat, Nduk, Hingga Kau Tak Bisa Mentolerirnya Lagi?

Diperbarui: 6 Februari 2018   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://kaltim.antaranews.com

Kususuri jalan menuju rumah tempatku dilahirkan dan dibesarkan di daerah pinggiran kota. Setelah beberapa menit, akhirnya aku sampai juga di rumah masa kecilku.

Rumah bercat hijau itu adalah rumah yang selalu mampu menenteramkanku sedari kecil, meski tanpa asuhan seorang ibu yang sudah meninggal sejak aku baru dilahirkan.

Di rumah itu, hanya ada bapak yang selalu menjaga dan merawatku sepenuh cinta, tanpa mau menikah lagi. Bagaikan kesetiaannya menjaga pohon-pohon dan tanaman miliknya di rumah seluas 1.000-an meter, kesetiaan bapak terhadap ibu tiada duanya. Kokoh bagaikan sebatang pohon.

Bahkan ketika mas Toto kudapati tengah mengantarkan seorang wanita bertubuh langsing, berkulit putih, dan berambut panjang hitam legam ke stasiun kereta menuju Bandung,  bapak menguatkanku hingga nembuatku rela memaafkan mas Toto yang menangis penuh penyesalan di malam itu.

"Nduk, setiap orang harus diberikan kesempatan kedua untuk berubah, karena manusia tidak ada yang sempurna, termasuk suamimu. Jangan gegabah mengambil keputusan bila akhirnya kau menyesalinya," nasihat bapak kepadaku.

"Ingatlah, pernikahan itu ibarat pohon yang harus dirawat dan dijaga agar bisa tumbuh sempurna. Jadi, jagalah pernikahanmu, Nduk," lanjut bapak.

Aku hanya mengangguk mendengar wejangan bapak. Meski di hati masih terasa sakit, aku setuju dengan saran bapak. Tak ada salahnya memberi kesempatan kedua bagi mas Toto untuk berubah.

Terbukti setelah perselingkuhan itu, mas Toto bertambah sayang dan perhatian padaku. Entah karena rasa bersalah atau karena takut kugugat cerai, karena aku tak ingin dimadu dengan wanita mana pun.

Meski, menurut orang-orang, lelaki diciptakan dengan banyak cinta, tetapi aku ingin mas Toto hanya memiliki satu cinta untuk kusatukan dengan cintaku dalam membangun pohon pernikahan kami.

Rumah bapak mudah dikenali, karena ada pohon ketapang yang tinggi dan rimbun di depan rumah. Ada juga pohon serupa beringin, walau kecil.

Bahkan, kalau masih ada tanah lebih, bapak ingin menanam pohon trembesi sebagai pohon utama, yang tingginya bisa mencapai 25 meter. Tapi pohon yang juga dikenal dengan nama ki hujan tersebut sangat banyak membutuhkan air. Karena itu, pohon ini bisa mengancam keberadaan sumber air tanah, apalagi di daerah dangkal, seperti perumahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline