Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Penanganan Kondisi Spina Bifida pada Bayi Melalui Operasi Fetoskopik

Diperbarui: 4 Januari 2018   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.hellosehat.com

Kemajuan teknologi operasi kini memungkinkan janin yang mengalami spina bifida untuk dikoreksi sejak masih di dalam kandungan.

Apa itu spina bifida? 

Spina bifida adalah cacat lahir yang ditandai dengan terbentuknya celah atau defek pada tulang belakang dan sumsum tulang belakang bayi. Kelainan ini dipicu oleh pembentukan sumsum tulang belakang yang tidak sempurna pada bayi selama dalam kandungan, dan biasanya muncul sejak awal kehamilan, yakni minggu ketiga sampai keempat.

Bayi yang lahir dengan kondisi ini biasanya tidak bisa berjalan, mengalami penumpukan cairan di otak, kendali kandung kemih yang lemah, dan komplikasi lain. Sejak 1990-an, dokter telah melakukan operasi pada janin untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Meski tidak menyembuhkan, prosedur itu setidaknya mengurangi keparahan disabilitas. Menurut studi, operasi prenatal meningkatkan persentase anak dengan spina bifida untuk berjalan mandiri, yakni dari 20 persen menjadi 40 persen.

Kini, Dr. Michael A. Belfort, kepala obstetri dan ginekologi di Baylor College of Medicine maupun Texas Children's Hospital, bersama Dr. William Whitehead, ahli bedah saraf pediatri, telah menguji teknik mutakhir untuk operasi prenatal tersebut.

Dalam operasi standar, dokter bedah membuka perut ibu dan rahimnya untuk mencapai janin. Namun, teknik operasi yang baru ini berbeda. Namanya: bedah fetoskopik, atau operasi pasien di dalam pasien.

Prosedurnya? Dokter membuka perut ibu, tapi tidak rahimnya. Sebaliknya, rahim akan diangkat keluar dan dimasukkan fetoskop. Kemudian, melalui irisan lain, masuklah alat bedah.

Para dokter lantas mengeluarkan cairan amniotik dari dalam rahim, dan memompa karbon dioksida untuk menjaga rahim tetap mengembang, memberi mereka ruang untuk bekerja lebih baik. Setelah janin diberi suntikan anestesi, dokter pun mulai mengoperasi dengan panduan layar video. Setelah selesai, dokter akan menggantikan cairan amniotik dengan larutan garam.

Untuk mengembangkan prosedur rumit ini, Dr. Belfort dan Dr. Whitehead menghabiskan dua tahun untuk berlatih menggunakan simulator yang mereka ciptakan: bola karet seukuran rahim pada 24 minggu kehamilan dengan boneka di dalamnya.

Jurnal Obstetrics and Gynecology melaporkan bahwa hasil 28 operasi fetoskopik pertama cukup baik. Yang pasti, prosedur ini juga lebih aman untuk ibu maupun janin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline