Lihat ke Halaman Asli

Rudy Wiryadi

Apapun yang terjadi

Inilah Makna "Salam Tempel" Tradisi Memberikan Angpao Kepada Anak-anak di Hari Lebaran

Diperbarui: 21 April 2023   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam tempel (qureta.com)

Tak heran mendekati Hari Raya Idul Fitri, marak bertebaran para penjual uang baru yang menjajakan jualannya di tempat-tempat keramaian seperti terminal bus, stasiun kereta api, dan di tempat-tempat keramaian lainnya.

Uang baru selain memiliki filosofi "baru" lagi setelah sebulan berpuasa, uang baru juga diperlukan untuk dijadikan salam tempel kepada sanak saudara di kampung halaman, ketika akan mudik.

Anak-anak kecil di kampung halaman tercinta sudah menunggu dengan gembira kedatangan orang (orangtua, paman, mereka yang sudah bekerja, dan sebagainya) dari kota untuk mendapatkan salam tempel.

Uang baru itu biasanya dimasukkan dulu kedalam amplop yang menarik dihiasi gambar-gambar yang lucu.

Atau ada juga yang diberikan langsung.

Selain anak-anak, salam tempel juga diberikan kepada saudara yang belum bekerja, kepada si mbok, atau kepada siapa saja mereka yang Anda cintai.

Tentunya karena lebaran, uang itu sebaiknya memang uang yang masih baru. Yang bermakna filosofi.

Di dunia, dalam sejarahnya, pemberian hadiah di hari Lebaran itu konon mulai ada sejak kekhalifahan Fatimiyah di Afrika Utara. 

Pada waktu itu, selain uang, mereka yang sudah bekerja atau sukses di perantauan memberikan hadiah Lebaran itu juga berupa permen, atau pakaian kepada anak-anak dan masyarakat pada umumnya di hari pertama Idul Fitri.

Lima abad kemudian, sejak era akhir Ottoman, pemberian hadiah Lebaran itu kepada anak-anak muda hanya berupa uang saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline