"Ini kan proyeknya nanggung. Stasiun terakhirnya cuma sampai di pinggiran," kata Djoko Setijowarno.
Djoko Setijowarno yang dimaksud, dikenal sebagai seorang pengamat transportasi, mengomentari soal kemajuan jaman Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Hingga saat ini sudah mencapai tahap pengerjaan sejauh 88,8 persen, nantinya KCJB (Kereta Cepat Jakarta-Bandung) yang dikelola oleh PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia-Cina) itu direncanakan sudah mulai meluncur medio tahun 2023.
Ongkosnya sekali jalan, cukup adil, Rp 350.000 mengingat pembangunan KCJB menelan biaya sampai ratusan triliun. Dengan tiket sebesar itu proyek ini diperkirakan akan balik modal setelah 40 tahun.
Waktu yang diperlukan dari stasiun awal di Halim, Jakarta sejauh 143 kilometer itu hanya ditempuh dalam tempo 36 menit saja.
Namun Djoko Setijowarno menyindir, stasiun akhir KCJB itu hanya sampai di Stasiun Tegalluar, Bojongsoang, Padalarang, Kabupaten Bandung.
Untuk bisa sampai ke Kota Bandung harus naik transportasi lainnya. Atau bisa juga jalan kaki dengan naik feeder yang sudah disiapkan PT KAI (Kereta Api Indonesia).
Semuanya ada empat stasiun sepanjang perjalanan, dari Halim-Karawang-Wallini-Tegalluar.
Djoko mengatakan proyek ini nanggung dan tidak relevan karena tidak langsung ke pusat kota Bandung.
Djoko bahkan membandingkan KCJB ini dengan Kereta Reguler Argo Parahyangan yang ditempuh tiga jam dari Jakarta tapi sampai di dalam kota Bandung.