Banyak orang mengenal nama yang satu ini dari berbagai even.
Saya sendiri mulai mengenal nama Terens Puhiri ketika pemain kelahiran Jayapura, 13 Oktober 1996 itu dipinjamkan klubnya, Borneo FC ke klub Thailand, Port FF, pada musim 2018 lalu.
Striker tim yang berjuluk Pesut Etam itu menjadi salah satu dari tiga pemain asal Papua lainnya yang pernah merasakan atmosfer bermain di Liga Thailand.
Dua mutiara hitam lainnya adalah Yanto Basna yang membela Prachuap FC, dan Todd Rivaldo Ferre yang berseragam Lampang FC.
Beberapa waktu lalu mantan pelatih Borneo FC pernah menyatakan keheranannya mengapa salah satu anak asuhnya, Terens Puhiri, tidak dipanggil Shin Tae-yong ke pelatnas.
Borneo FC boleh dikata memang lekat dengan si mutiara hitam itu dan satu-satunya klub senior sejauh ini yang memilikinya.
Termasuk musim ini yang sudah membukukan 4 gol dan 4 assist dari 20 laga, secara keseluruhan Terens sudah menyumbangkan setidaknya 24 gol dari 112 kali penampilannya dengan klub Kalimantan itu.
"Dia (Terens) bermain bagus, tidak hanya soal performa, dia juga masih muda. Saya heran mengapa dia tidak pernah dipanggil ke pelatnas," kata Mario Gomez, mantan pelatih Borneo FC yang dimaksud.
Aksi fantastis yang dilakukan Terens sempat mendapatkan puja-puji dari dunia internasional.
"Terens Puhiri pesepakbola Indonesia mungkin pemain tercepat di bumi dengan membuat gol yang tidak dipercaya," kata ESPN.