Lihat ke Halaman Asli

Rudy Wiryadi

Apapun yang terjadi

Mengapa Pengungsi Afghanistan di Indonesia Demo Usai Taliban Berkuasa?

Diperbarui: 29 Agustus 2021   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demo warganegara Afghanistan di depan kantor UNHCR di Jakarta (cnbcindonesia.com)


"Itu tidak ada kaitannya dengan situasi di Afghanistan sekarang ini," kata Guru Besar Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana, Rabu (25/8/2021).

Kalimat di atas adalah tanggapan Juwana tentang demo yang dilakukan ratusan warga negara Afghanistan di depan kantor PBB Urusan Pengungsi UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) di Jakarta, Selasa (24/8/2021). Di Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat.

Seperti diketahui, Afghanistan kini dikuasai oleh Taliban yang menyebabkan presidennya, Ashraf Ghani melarikan diri.

Menurut Juwana demo itu bertujuan agar mereka dapat mencari penghidupan yang lebih baik di negara ketiga.

 "Mereka cemburu melihat para pengungsi Afghanistan lainnya sudah mendapatkan tempat di negara ketiga. Tidak ada kaitannya dengan situasi politik di Afghanistan sekarang ini," kata Juwana.

Menurut Juwana warganegara Afghanistan yang melakukan demo tadi belum berstatus pengungsi. Mereka masih dikategorikan sebagai imigran gelap.

Hal itu karena Indonesia tidak termasuk salah satu peserta Konvensi Pengungsi 1951.

"Ya mereka imigran gelap karena Indonesia bukan peserta Konvensi Pengungsi 1951," kata Juwana.

Adapun yang dimaksud Konvensi Pengungsi seperti yang disebutkan Juwana itu, negara pesertanya mempunyai hak untuk menentukan status seseorang menjadi pengungsi atau bukan, mengatur hak-hak dan kewajiban mereka yang berada di suatu negara peserta.

Jadi karena Indonesia bukan anggota Konvensi Pengungsi 1951, maka Indonesia tidak berhak menetapkan seseorang yang berada di Indonesia berstatus pengungsi atau bukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline