Lihat ke Halaman Asli

Mengungkap Asal Mula Bangsa Philistine

Diperbarui: 29 Juli 2017   07:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penemuan yang luar biasa di pantai selatan Israel mungkin akan memampukan para arkeolog untuk mengungkap asal mula dari salah satu bangsa yang paling dicerca dan misterius di dalam Kitab Suci Ibrani: kaum Philistine.

Penemuan sebuah makam yang besar di luar dinding-dinding Ashkelon purba, kota besar Philistine antara abad ke-12 dan ke-7 Sebelum Masehi, adalah jenis makam pertama yang ditemukan didalam sejarah penyelidikan arkeologi di wilayah itu.

Selama ini, arkeolog telah menemukan banyak pot keramik, tapi hanya sedikit manusia. Sekarang, penemuan makam yang berisi lebih dari 211 individu dan berasal dari abad ke-11 sampai ke-8 Sebelum Masehi ini akan memberi peluang kepada arkeolog untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tentang asal mula kaum Philistine dan bagaimana akhirnya mereka berasimilasi kedalam budaya setempat.

"Pencarian makam menjadi begitu sulit sehingga para arkeolog yang mempelajari orang Philistine mulai bergurau bahwa mereka dimakamkan di laut seperti kaum Viking - itu sebabnya mereka tidak dapat menemukannya," jelas Assaf Yasur Landau, arkeolog di Haifa University.

Kaum Philistine adalah orang-orang paling misterius di dalam Kitab Suci Ibrani. Kelompok "yang tidak disunat" ini mengendalikan wilayah pantai selatan Israel dan Jalur Gaza modern dan bermusuhan dengan tetangga Israel-nya - bahkan pernah menyerang Bahtera Nabi Nuh. Salah satu dari tokohnya adalah Delilah yang jahat, yang merampok kekuatan Samson dengan memotong rambutnya, dan raksasa Goliath, yang membuat pasukan Raja Saul gemetar didalam tenda sampai seorang pria muda bernama David mengalahkannya dengan ketapel.

Didalam catatan arkeologi, kaum Philistine pertama kali muncul di awal abad ke-12 Sebelum Masehi. Kedatangan mereka ditandai oleh artefak yang disebut sebagai "suatu budaya yang sangat berbeda" dari populasi lokal lainnya di saat itu. Ini termasuk keramik yang sangat serupa dengan dengan dunia Yunani purba, penggunaan teks Aegen - bukan Semitic - dan konsumsi babi (terkadang anjing). Beberapa naskah di Kitab Suci Ibrani menggambarkan para penyusup ini datang dari "Land of Caphtor", atau Pulau Crete modern.

Banyak periset yang juga mengaitkan kehadiran kaum Philistine dengan eksploitasi Manusia Laut, suatu gabungan misterius dari suku-suku yang sepertinya mengacaukan Mediterania Timur di akhir Zaman Tembaga Akhir, di abad ke-13 dan 12 Sebelum Masehi. Sebuah relief di kuil makam Pharaoh Ramses III menggambarkan perangnya melawan Manusia Laut di sekitar tahun 1180 Sebelum Masehi dan mencatat nama-nama dari beberapa suku, diantaranya Peleset, yang digambarkan dengan hiasan kepala dan sarung yang khas.

Peleset mungkin tinggal di sekitar Ashkelon, yang selama berabad-abad sudah merupakan pelabuhan besar kaum Canaan di Laut Mediterania. Mereka juga menetapkan aturan di empat kota besar lain - Ashdod, Ekron, Gath, dan Gaza - dan wilayah yang kemudian dikenal didalam Kitab Suci Ibrani sebagai tanah Palestu, asal mula istilah modern "Palestina".

Para pakar lain percaya bahwa asal mula kaum Philistine cukup rumit. Aren Maeir, arkeolog di Bar-Ilan University yang memimpin penggalian di kota besar Philistine, Gath, selama dua dekade, memandang mereka sebagai budaya yang "acak-acakan", dimana berbagai kelompok orang dari berbagai wilayah di Mediterania - termasuk kelompok mirip bajak laut - akhirnya menetap dan berbaur dengan populasi Canaan.

Sebagian besar bukti arkeologi dan naskah telah menunjuk asal mula Philistine adalah di suatu tempat di Aegean, tapi sampai penemuan makam di Ashkelon, tidak ada jenazah manusia dari situs Philistine yang bisa dipelajari oleh periset.

Meski Leon Levy Expedition telah menggali Ashkelon sejak 1985, baru beberapa tahun terakhir seorang pensiunan pegawai Israel Antiquities Authority memberi tahu tim ekspedisi bahwa ia ingat ia pernah menemukan pemakaman Philistine diluar dinding utara kota dalam suatu survei bangunan di awal tahun 1980-an.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline