Lihat ke Halaman Asli

Gaya Hidup Modern dan Sindrom Metabolik

Diperbarui: 8 Juli 2017   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berat badan terus naik dan sulit menurunkannya? Ditambah lagi sering merasa lesu, pusing dan kurang konsentrasi? Waspadalah, sindrom X mungkin sedang mengintai Anda.

Banyak orang yang terlambat menyadari kehadiran sindrom X dan baru disesali setelah berakibat fatal. Padahal kondisi ini bisa dicegah sebelum berkembang menjadi lebih buruk. Salah satu solusinya adalah melaksanakan diet faktor X. Selain bisa mengusir pergi sindrom X dari hidup Anda, diet ini juga bermanfaat untuk mencapai bentuk tubuh ideal yang langsing dan sehat tanpa tersiksa lapar.

Gaya hidup modern & sindrom X

Gaya hidup modern yang kurang aktivitas (sedentary lifestyle) dan malas berolahraga ditambah lagi dengan hobi menyantap makanan gaya barat (soft drink, fried chicken, dan hamburger) merupakan penyebab utama munculnya sindrom X yang biasanya ditandai dengan obesitas.

Kondisi yang sering terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat ini mulai banyak dijumpai di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) pada tahun 2004 menunjukkan adanya kenaikan jumlah pria obesitas di Indonesia sebanyak 9,16 persen sedangkan pada wanita mencapai 11,02 persen.

Istilah sindrom X pertama kali diperkenalkan oleh Gerald Reaven, MD, seorang peneliti dan profesor dari Universitas Stanford pada tahun 1988. Sindrom X adalah kumpulan dan kombinasi dari beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes. Selain obesitas, gejala sindrom X berupa penambahan ukuran lingkar pinggang (tubuh berbentuk apel), kenaikan kadar kolesterol, tekanan darah, dan gula darah. Kondisi ini juga dikenal dengan banyak nama lain seperti sindrom metabolik, sindrom obesitas, sindrom resistensi insulin dan sindrom Reaven.

Sindrom X tidak muncul secara tiba-tiba, tapi melalui proses panjang dan perlahan, bahkan dapat mencapai waktu puluhan tahun. Ini merupakan hasil akhir dari pola makan tak sehat yang banyak mengandung gula dan lemak. Saat makanan dicerna, kadar gula darah akan meningkat, dan tubuh akan merespon dengan meningkatkan produksi insulin (hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang membantu mengatur keseimbangan gula darah). 

Konsumsi makanan tinggi gula akan memaksa pankreas untuk mengeluarkan insulin lebih banyak untuk menurunkan kelebihan gula dalam darah. Jika kelebihan gula darah sudah terlalu tinggi dan jumlah insulin yang diproduksi sudah tidak mampu mengatasinya maka akan terjadi kondisi yang disebut resistensi insulin. Pankreas yang sudah kelelahan, lama kelamaan tidak sanggup lagi mempertahankan produksi insulin. Hal ini berakibat pada meningkatnya gula darah yang dapat menyebabkan penyakit diabetes.

Kelebihan gula dalam darah ini kemudian akan diubah menjadi lemak yang akan semakin menumpuk di pembuluh darah. Gangguan fungsi insulin juga akan menyebabkan gangguan metabolisme lemak, yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol dan trigliserida. Hal ini terjadi karena menurunnya kemampuan enzim pemecah lemak yang kerjanya dipengaruhi insulin. Kondisi inilah yang jika tidak diatasi lama kelamaan akan berkembang menjadi penyakit jantung, hipertensi, stroke dan penuaan dini.

Tapi jangan khawatir, semua kondisi ini ini masih bisa diperbaiki. Bukan dengan mengkonsumsi obat-obatan, tapi dengan mengubah pola makan dan gaya hidup. Salah satunya dengan menjalankan diet faktor X.

Mirip diet Atkins, tapi lebih sehat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline