Tak lama lagi tahun ajaran baru tiba. Bagi yang akan memasukkan anak ke sekolah, tentu Anda tengah menimbang-nimbang, sekolah mana yang cocok untuk anak? Memilih sekolah memang tidak mudah. Jika salah pilih, bisa timbul dampak buruk bagi anak dan Anda tentunya.
Saat ini banyak sekali sekolah dengan kualitas prima, namun belum tentu cocok dengan kebutuhan anak. Atau bisa jadi sekolah tersebut sesuai dengan kebutuhan anak, tapi kondisi keuangan keluarga tidak memadai.
Agar tidak mengalami penyesalan di kemudian hari, perhatikanlah cara-cara memilih sekolah untuk anak:
1. Pertimbangkan umur anak
Sebelum berencana memasukkan anak ke sekolah, pertimbangkan dulu umurnya. Apakah sudah waktunya bagi anak untuk mengenyam pendidikan di bangku sekolah? Menurut banyak pakar psikologi, anak sebenarnya tidak "wajib" bersekolah sebelum berusia tiga tahun. Rangsangan-rangsangan yang dibutuhkan anak di bawah tiga tahun sebenarnya masih dapat dipenuhi di rumah.
Namun tidak setiap lingkungan rumah dapat memenuhi kebutuhan anak dan belum tentu orang-orang di sekitar mengetahui dengan pasti hal ini. Apalagi jika kedua orangtua bekerja dan anak tinggal di rumah hanya bersama pengasuh atau pembantu. Kalau begini situasinya, Anda bisa memilih Kelompok Bermain (KB) sebagai alat alternatif pemenuhan rangsangan tadi.
2. Ukur kemampuan anak
Ini merupakan salah satu prioritas dalam memilih sekolah. Misalnya jika anak mempunyai hambatan berbicara, sebaiknya jangan pilih sekolah bilingual (dua bahasa) yang justru akan membebani anak. Ia akan sulit menerima pelajaran maupun bersosialisasi dengan teman-temannya.
3. Ajak anak survei
Jika tengah berencana menyekolahkan anak di KB atau TK, sebaiknya pikirkan kenyamanan dan ketertarikan anak. KB atau TK merupakan salah satu lingkungan belajar pertama bagi anak. Jadi cara pandang mereka dibentuk dari sini. Oleh karenanya, suasana menyenangkan dalam aktivitas belajar sangat berpengaruh dalam membentuk intelegensinya.
Tapi tidak semua anak usia KB atau TK dapat langsung ditanyai dan mengungkapkan pendapat dengan baik. Beberapa diantara mereka belum memiliki kemampuan kognitif yang memadai untuk ikut mempertimbangkan pilihan semacam itu. Nah, Anda bisa mengajak si buah hati ikut survei ke sekolah-sekolah yang sudah Anda seleksi sebelumnya. Saat ini banyak sekolah (khususnya TK) yang menawarkan kelas percobaan (trial class). Gunakan penawaran ini untuk melihat ketertarikan dan kenyamanan anak terhadap sekolah itu.