Lihat ke Halaman Asli

Rudy Yuswantoro

Puisi adalah jiwaku

Ketika Patah Pena

Diperbarui: 3 Agustus 2020   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Di,
Pagi berselimut dingin
Batin merasakan sakit saki
Tersayat luka celoteh yang tak kunjung mereda

Kata bijak sebatas lembaran lusuh
Tidak lagi menunjuk kedewasaan
Lidah selalu memutar balik fakta
Sudut bibir tersenyum hanya sebagai kedok saja

Ketika aku patah pena
Dan aksara tak lagi bisa tertata
Akhir mengelus dada menghela panjang
Berlirih, begitu teganya mendustai ketulusan ini

Di,
Pagi pada secangkir kopi
Antara mentari yang menyinari bumi
Dalam rekih badan mendoakan semoga tak ada lagi ucap comberan pemecah NKRI

Surabaya, 3 Agustus 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline