di sebuah kedai sederhana
kupuisikan rindu tentang rasa yang tersembunyi
racikan kopi hitam dari tangan-tangan lembutmu
mengindahkan pesona pagi menjelang siang
lewat hembusan angin bisingnya sebuah kota
aromamu tajam terendus di kaki langit
pun aku bersandar menghitung menit
bisakah tuntas selesai menjamah jiwa, entahlah
diri hanya bisa meraung dalam kepungan gelisah
mengepak sayap tapi aku tak bisa terbang
semakin hanyut di sudut kebisuan yang menjelma