Empat tahun tak kunjung pulang
Apalagi bersurat kabar pada orang tua
Sepertinya tak mau lagi mengenal rupa
Sosok wanita yang melahirkannya dulu
Apakah malu kerena anak orang miskin
Atau takut bila nanti mencukupi kebutuhan
Bisa jadi memang enggan akui keberadaannya,
Entahlah
Sampai kapan akan begini
Tingkah polahnya tiada batas berakhir
Hingga dekapan rindu sang bunda tiada tergapai
Merintih, pun menangis dalam penantian hampa
Antara mata pena dan kertas usangku
Tak lelah terus menggurat mencari jawaban
Berdoa siang malam berharap pintu terbuka
Agar ia kembali untuk bersimpuh di antara kedua kakinya
Surabaya Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H