Lihat ke Halaman Asli

Rudy Subagio

TERVERIFIKASI

Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Filosofi Berbisnis di Pasar Saham

Diperbarui: 26 Mei 2023   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simbol Pasar Saham "The Bull of Wall Street", Sumber: shutterstock via finance.yahoo.com

"A little knowledge is a dangerous thing" (British Proverb)

Dalam hidup kita saat ini, ada hal-hal yang kita tahu atau pahami namun banyak juga yang tidak kita ketahui atau pahami. Orang yang bijaksana adalah orang yang tahu apa yang dia ketahui dan tahu apa yang dia tidak tahu.

Filosofi seperti di atas, pernah disampaikan oleh Konfusius pada abad 5 sebelum Masehi dalam kitab The Anlects yang berbunyi "He who knows and knows that he knows is a wise man---follow him; he who knows not and knows not that he knows not is a fool---shun him."

Terjemahan bebasnya kurang lebih seperti ini, "Orang yang tahu bahwa dia tahu adalah orang bijak -ikuti dia; orang yang tidak tahu kalau dia tidak tahu adalah orang bodoh -jauhi dia".

Dalam versi yang lebih modern filosofi tersebut dijabarkan lebih lanjut menjadi 4 kuadran yang mewakili masing-masing golongan manusia menurut pengetahuannya.

Pertama orang yang tahu kalau dirinya tahu, kedua orang yang tahu kalau dirinya tidak tahu, ketiga orang yang tidak tahu kalau dirinya tahu dan keempat adalah orang yang tidak tahu kalau dirinya tidak tahu.

Dalam dunia pasar saham sebagian besar orang dengan mudah mengidentifikasikan dirinya masuk golongan atau kuadran pertama. Mereka tahu apa yang mereka ketahui seperti nama perusahaan, produk yang dihasilkan, berapa laba perusahaan, berapa assetnya, berapa utangnya, berapa penjualannya dan seterusnya.

Demikian pula dalam kuadran kedua, kita tahu apa yang tidak kita ketahui. Sebagai contoh kita tidak tahu bagaimana suasana kerjanya, apakah para karyawannya bahagia atau malahan stres, apakah gajinya dibayar tepat waktu, bagaimana gaya manajemennya, apa desas-desus atau rumor yang berkembang di perusahaan tersebut dan seterusnya.

Namun untuk kuadran ketiga dan keempat merupakan hal-hal yang cukup sulit untuk dieksplorasi karena di area tersebut kita tidak tahu, baik apa yang kita tidak tahu maupun apa yang sebenarnya kita tahu.

Butuh kerendahan hati dan masukan dari orang lain untuk mengetahui bahwa kita tidak tahu mengenai hal-hal yang memang kita tidak tahu atau sebenarnya kita tahu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline