Perkembangan mobil listrik kedepannya semakin tidak terbendung lagi, salah satu faktor penyebab yang paling utama adalah bahan bakar fosil cepat atau lambat akan habis.
Disamping itu penggunaan bahan bakar fosil juga memicu percepatan laju pemanasan global karena emisi karbon yang dihasilkan pada saat dikonsumsi.
Selain dua faktor utama di atas, secara teknis mobil listrik juga lebih simple karena jumlah komponen dalam motor listrik jauh lebih sedikit dibanding mesin bensin atau mesin pembakaran dalam (Internal Engine Combustion).
Perkembangan mobil listrik semakin lama semakin cepat dan kedepannya perubahan dari mobil konvensional ke mobil listrik tak terelakkan lagi.
Sepuluh tahun yang lalu mobil listrik sangat jarang terlihat di jalan, namun sekarang jutaan mobil listrik terjual setiap tahun. Pasar mobil listrik merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat.
Namun demikian salah satu hambatan terbesar masyarakat beralih dari mobil berbahan bakar minyak ke mobil listrik adalah karena saat ini pengisian baterai mobil listrik membutuhkan waktu jauh lebih lama dibanding pengisian BBM pada mobil konvensional.
Kunci sukses dari perkembangan mobil listrik terletak pada peningkatan teknologi penyimpanan baterai. Bila hambatan teknis yang paling utama ini bisa dipecahkan maka akan terbuka kesempatan terjadinya revolusi kendaraan listrik dalam waktu dekat ini.
Sampai saat ini konsumen kendaraan listrik masih menghadapi kesulitan dalam pengisian baterai yang lambat. Saat ini, mobil membutuhkan waktu sekitar 10 jam untuk terisi penuh di rumah. Bahkan supercharger tercepat di stasiun pengisian membutuhkan waktu hingga 20 hingga 40 menit untuk mengisi penuh kendaraan. Ini menciptakan biaya tambahan dan ketidaknyamanan bagi pelanggan.
Dengan penerapan teknologi kuantum dalam proses pengisian baterai listrik maka kecepatan pengisian baterai listrik dapat meningkat sebesar 200 kali lipat dibanding kecepatan pengisian saat ini.