Lihat ke Halaman Asli

Rudy Subagio

TERVERIFIKASI

Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Kurikulum Merdeka dan Upaya Membangun Link and Match Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja

Diperbarui: 22 Februari 2022   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum Merdeka merupakan salah satu upaya untuk membangun link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja mulai dari jenjang pendidikan awal. Foto: Kompas.com/Agie Permadi

Sebanyak 80 persen pekerja bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan jurusan atau latar belakang pendidikan yang diambil. Hal itu disampaikan oleh Nadiem Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) pada 26 Oktober 2021 lalu.

Harus diakui bahwa kondisi dunia kerja saat ini tidak selaras dengan jumlah lulusan di berbagai bidang keilmuan. Hal ini mengakibatkan banyak lulusan yang melamar kerja di luar bidangnya, karena kebutuhan lulusan yang sesuai dengan bidangnya tidak banyak.

Problem di atas sebenarnya merupakan masalah turunan dari persoalan klasik yang lebih mendasar yaitu link and match antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang menjadi "Pekerjaan Rumah" kita semua sejak beberapa dasawarsa yang lalu.

Problem inilah yang rupanya ingin diselesaikan oleh Nadiem Makarim dengan menerapkan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan rangkaian dari program Nadiem sebelumnya yaitu kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka.

Kebijakan Kampus Merdeka yang diluncurkan di awal tahun 2020, bertujuan untuk menyiapkan lulusan perguruan tinggi sebagai generasi unggul yang kreatif dan inovatif.

Salah satu poin penting dalam kebijakan ini adalah kebebasan atau hak belajar selama 3 semester di luar program studi yang telah dijalani.

Dari 3 Semester yang dimaksud di atas terdiri dari dua semester (atau setara dengan 40 sks) dalam bentuk aktivitas pembelajaran di luar kampus dan satu semester (atau setara dengan 20 sks) untuk mengambil mata kuliah di luar program studi.

Bentuk kegiatan pembelajaran di luar kampus bisa berupa pertukaran pelajar, magang, wirausaha, riset, studi independen, maupun kegiatan mengajar di daerah terpencil. Kegiatan ini satuannya adalah 'jam kegiatan' yang dapat dikonversikan ke SKS.

Tujuan dari program ini adalah untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi tantangan dunia kerja, perkembangan teknologi yang pesat, serta perubahan dinamika sosial dan budaya melalui interaksi langsung dengan dunia nyata.

Kegiatan ini juga bertujuan mengasah kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja seperti creative thinking, critical thinking, leadership, learning skill dan kemampuan problem solving selama mereka mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline