Ada dua orang sahabat Agus dan Budi. Agus adalah karyawan perusahaan biasa, sedangkan Budi adalah seorang manajer lembaga keuangan yang terkemuka. Beberapa tahun lagi keduanya akan memasuki masa pensiun.
Membayangkan kehidupan setelah pensiun sebenarnya Agus cukup risau dan tidak terlalu percaya diri.
Tabungan untuk hari tua tidak seberapa karena gajinya juga pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan uang pesangon yang akan diterima nanti tidak terlalu besar.
Sebenarnya Agus iri kalau melihat sahabatnya Budi, yang lebih siap memasuki masa pensiun. Betapa tidak, sebagai seorang manajer di lembaga keuangan yang besar gajinya sangat besar sehingga setiap bulan Budi bisa menabung. Selain itu bila pensiun Budi juga akan menerima uang pesangon yang jumlahnya sangat besar.
Membandingkan Agus dan Budi mengingatkan kita pada fabel perlombaan lari antara kura-kura dan kelinci.
Kelinci dengan segala kelebihannya semestinya dengan mudah unggul dalam perlombaan ini. Tapi ternyata pada akhirnya kura-kura yang lebih unggul.
Mengapa hal seperti ini bisa terjadi di dalam kehidupan nyata?
Kembali pada kisah dua sahabat ini. Siapa akhirnya yang lebih sukses melewati masa pensiunnya?
Agus menyadari keterbatasannya dalam memasuki masa pensiun, dia "tahu diri" akan kondisinya oleh karena itu dia mulai menyesuaikan gaya hidupnya bahkan pada level yang paling rendah yang mungkin harus dilaluinya.
Pelan-pelan dia mulai mengatur pengeluaran meskipun sebelumnya juga tidak terlalu besar atau terlalu boros alias memang sudah pas-pasan.