Lihat ke Halaman Asli

Rudy Subagio

TERVERIFIKASI

Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Disrupsi Rantai Pasokan Global yang Berimbas ke Seluruh Dunia

Diperbarui: 25 Oktober 2021   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi aktivitas bongkar muat di pelabuhan. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Banyak negara-negara di dunia saat ini menghadapi tersendatnya pasokan barang dan bahan-bahan pokok mulai dari kopi, tisue toilet, kertas, batu bara, mainan anak, chip komputer, mobil, obat-obatan bahkan sampai air kemasan.

Seperti dilaporkan Wall Street Journal akhir bulan yang lalu, Nike Inc. tidak mempunyai cukup stock untuk dijual pada musim liburan mendatang. Demikian pula Costso Wholesale Corp. menerapkan kembali pembatasan pembelian untuk "paper towel".

Harga pohon natal akan naik sekitar 25% pada musim Natal kali ini. Demikian pula stock mainan yang biasanya digunakan sebagai hadial pada saat perayaan Natal tahun ini diperkirakan akan langka atau tidak ada stocknya.

Bukan hanya di Amerika Serikat dan Eropa, di negara lain juga menghadapi kelangkaan barang jenis tertentu. China menghadapi kekurangan pasokan batu bara sebagai bahan bakar lebih dari separuh pembangkit listriknya dan harganya melambung tinggi.

Krisis listrik ini menyebabkan pabrik-pabrik di China harus mengurangi produksinya sehingga pasokan barang-barang seperti kertas, makanan, tekstil, dan mainan hingga chip iPhone akan mengalami kekurangan.

Kekurangan barang dan bahan pokok ini disebabkan ketimpangan antara permintaan yang tinggi sementara pasokan sedikit selain itu juga disebabkan terbatasnya sarana pengiriman. Ada beberapa permasalahan mendasar yang saling terkait sehingga mengakibatkan dampak yang meluas di seluruh dunia.

Pertama karena dampak pandemi covid-19, dimana banyak pabrik yang tutup atau terpakasa mengurangi produksinya karena pembatasan kegiatan dan pembatasan jumlah karyawan yang masuk sesuai protokol kesehatan yang harus dijalankan. Pada saat kondisi pandemi mulai membaik permintaan barang kembali mendekati level normal namun persediaan barang tinggal sedikit sementara produksi perlu waktu untuk memenuhi permintaan yang ada dan untuk mengisi persediaan ke level semula.

Foto Antrian Kapal Bongkar Muat di Pelabuhan Los Angeles, Amerika Serikat, sumber: news2sea.com

Penyebab yang kedua adalah sistim rantai pasokan global selama ini ternyata tidak mampu menyerap fluktuasi demand dan supply yang terjadi akibat dampak pandemi covid-19. Seperti kita ketahui sistim rantai pasokan global saat ini didasarkan pada konsep "just in time". Ini berarti bahwa barang diproduksi "hanya" dalam jumlah sesuai permintaan konsumen.

Namun proses produksi barang sampai ke tangan konsumen tidak sesederhana itu, banyak proses yang saling berkaitan mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, pengemasan, distribusi dan seterusnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline