Apakah Anda pernah mencari sebuah barang dirumah namun sulit menemukannya karena ada begitu banyak barang lain yang menumpuk ?
Kalau pernah atau bahkan sering mengalaminya, mungkin Anda perlu membaca buku karya Marie Kondo berjudul "The Life Changing Magic of Tidying Up".
Buku ini telah terjual lebih dari 5 juta kopi dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa termasuk Bahasa Indonesia dengan judul "Seni Beres-Beres dan Metode Merapikan ala Jepang".
Lalu apa hubungannya buku tersebut dengan Industri Manufaktur Jepang yang saat ini menguasai Dunia ? Ya, keduanya mempunyai konsep dasar yang sama yaitu budaya bersih-bersih ala Jepang atau "5S".
Nama 5S berasal dari 5 huruf pertama dari kosakata Jepang yaitu Seiri (Pemilahan), Seiton (Penataan), Seiso (Pembersihan), Seiketsu (Pemantapan) dan Shitsuke (Pembiasaan). 5S juga diadaptasi kedalam bahasa inggris menjadi Five-S yaitu Sort, Set in order, Shine, Standardize dan Sustain.
Dalam dunia Industri manufaktur, 5S merupakan metode untuk mengatur alur proses dan tempat kerja agar pekerjaan dapat dilakukan lebih efisien, efektif, dan aman, sehingga produktivitas meningkat.
Konsep 5S ini juga dipakai oleh Marie Kondo, seorang "master" berbenah asal Jepang, yang memperkenalkan metode merapikan yang sangat ampuh, KonMari.
Metode ini awalnya populer di Jepang dan disiarkan melalui program televisi yang berjudul, "Tidy Up with KonMari!". Kepopuleran metode ini telah menular ke seluruh dunia setelah sukses di Netflix dalam serial yang berjudul "Tidying up with Marie Kondo " pada tahun 2019.
Sebenarnya 5S telah lama ada, tidak ada hal yang baru didalamnya. Pada masa awal modernisasi Jepang, dimana berbagai industri mulai dibangun, mereka menghadapi banyak tantangan.
Mereka harus bekerja keras, efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan negara lain karena Jepang miskin sumber daya alam, hanya itu yang dapat mereka lakukan.